Tol Pejagan-Pemalang terbagi ke dalam empat seksi. Seksi 1 dan 2 yaitu dari Pejagan hingga Brebes Timur sudah beroperasi dan dikenakan tarif.
Sementara Seksi 3 dan 4 mulai dari Brebes Timur hingga Pemalang akan dibuka fungsional. Meski demikian, kondisi jalan di dua seksi terakhir sepanjang 37,3 kilometer ini, sudah seperti layaknya jalan tol yang beroperasi.
"Ini (yang dibuka fungsional) enggak akan dikasih tarif," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Dengan demikian, para pengguna jalan yang akan melintasi jalur ini, cukup membayar tarif untuk ruas Pejagan-Brebes Timur sebesar Rp 20.000.
Proses pengujian tersebut dilakukan oleh Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan Korps Lalu Lintas Polri.
Sementara itu, Kementerian PUPR menyediakan 13 gardu tol sementara di KM 294 untuk menjangkau transaksi pembayaran pemudik yang melintasi Brebes Timur dari Cikampek menuju Semarang.
"Kalau yang mau terus, kalau enggak ada ini dia lolos, free. Jadi, Palimanan ke sini, bayarnya di sini. Setelah itu fungsional," kata dia.
H-5
Menurut Kepala Cabang Tol Pejagan-Pemalang Ian Dwinanto, puncak arus mudik yang bakal terjadi di ruas tol ini pada H-5 atau tanggal 10 Juni 2018.
"Ini sudah kami antisipasi dengan penambahan gardu tol menjadi 13. Kami juga tengah fokus menyelesaikan pembangunan rest area," kata Ian.
Hal ini diperkuat pernyataan Direktur Operasi Waskita Toll Road Mokhamad Sadali sebelumnya yang mengatakan bahwa pengelola telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengatasi kemacetan yang akan terjadi.
"Kami sudah siapkan pintu dari delapan menjadi 13. Gardu di Pejagan kita tambah," kata Sadali di Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Dari pengalaman tahun 2017, volume kendaraan yang melintasi Tol Pejagan-Pemalang cenderung turun setelah melewati Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).