Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jagorawi, Jalan Tol Pertama di Indonesia, Seperti Apa Kisahnya?

Kompas.com - 25/05/2018, 16:48 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintahan Joko Widodo terus menggenjot pembangunan infrastruktur.

Dari 30 proyek strategis nasional yang diselesaikan pada 2016-2017, empat di antaranya pembangunan proyek jalan tol.

Pembangunan jalan tol juga menjadi perhatian pemerintah menjelang mudik Lebaran 2018.

Jika merunut ke belakang, seperti apa sejarah pembangunan jalan tol di Indonesia?

Wacana pembangunan jalan tol muncul 1955

Wacana pembangunan jalan tol digulirkan pertama kali pada 1955 oleh Wali Kota Jakarta (sekarang Gubernur) saat itu, Raden Sudiro.

Raden Sudiro menjabat Wali Kota Jakarta pada 1953-1960.

Saat itu, ia mengusulkan adanya jalan berbayar. Tujuannya, agar pemerintah daerah Kotapraja Jakarta mendapatkan dana tambahan untuk pembangunan.

Baca juga: Cukup Sekali Bayar Lintasi Jalan Tol Semarang Seksi A, B, dan C

Sudiro juga mengusulkan retribusi satu sen dari harga normal bensin.

Akhirnya, pada 1955, Sudiro bersama Badan Pemerintah Harian Kotapraja Jakarta mengusulkan pembangunan jalan tol ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS).

Usulan Sudiro ditolak oleh DPRDS. Alasannya, jalan tol akan menghambat dan menganggu lalu lintas.

Selain itu, DPRDS menganggap, penarikan tarif tol seperti meminta pajak kuno/kolonial.

Jalan tol pertama: Jagorawi

Pada 1970, kondisi lalu lintas di Jakarta macet karena semakin bertambahnya jumlah kendaraan.

Pada tahun itu, tercatat ada 222.000 kendaraan. Usulan Sudiro untuk membangun jalan tol akhirnya dipertimbangkan.

Menteri PUT Sutami, pada 9 Januari 1970, mengusulkan pembangunan Djakarta By Pass dari Cililitan-Ciawi sepanjang 50 kilometer kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau