Menurut pendiri sekaligus pemilik imperium bisnis Ciputra Group ini, Indonesia sudah mengalami krisis berkali-kali, tetapi mampu bangkit kembali.
Tahun 1998 krisis multidimensi, tapi kemudian bisa bangkit lagi. Berikutnya pada 2008 krisis finansial global, dan sekali lagi kita bisa pulih, bahkan terjadi ledakan properti pada 2012.
"Tahun ini juga bisa disebut krisis, tantangan berat dan Rupiah anjlok. Namun, tanda-tanda bangkit justru jelas terlihat, yakni meningkatnya penjualan," papar Ciputra.
Baca berita lengkapnya: Ciputra: Bisnis Properti Indonesia Saat Ini Ada Pada Pukul 5 Pagi
3. 50 gerai Lotte Mart dijual
Peritel ternama asal Korea Selatan, Lotte, kehilangan pesonanya. Mereka kini menjual satu demi satu tokonya.
Kabar terbaru, Lotte telah memutuskan pelepasan 100 persen sahamnya atas kepemilikan supermarket Lotte Mart di China.
Diwartakan Korea Times, Sabtu (12/5/2018), Lotte menjual saham mereka kepada Liqun Group dengan nilai transaksi 291,4 miliar won (setara 272,7 juta dollar AS).
Penjualan saham itu membuat Lotte kehilangan paling tidak 50 toko Lotte Mart di Shanghai dan sekitarnya.
Langkah Lotte menjual Lotte Mart ini hanya berselang dua pekan setelah peritel itu juga melepas 21 tokonya di Beijing. Adapun ke-21 toko yang ada dijual kepada Wumei Holdings Inc dengan nilai 248,5 miliar won.
Baca berita lengkapnya: Bisnis Ambruk, Lotte Jual 50 Gerai Lotte Mart
4. Kehadiran megaproyek Rp 50 triliun di Karawang
Pollux Properties melansir proyek terbarunya, Pollux Technopolis, Sabtu (12/5/2018). Proyek dengan estimasi nilai gross development value (GDV) Rp 50 triliun ini berlokasi di Karawang Barat, Jawa Barat.
Pollux Properties membagi pengembangan Pollux Technopolis dalam 6 zona dan dirancang sebagai kota masa depan.