Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bernardus Djonoputro
Ketua Majelis Kode Etik, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)

Bernardus adalah praktisi pembiayaan infrastruktur dan perencanaan kota. Lulusan ITB jurusan Perencanaan Kota dan Wilayah, dan saat ini menjabat Advisor Senior disalah satu firma konsultan terbesar di dunia. Juga duduk sebagai anggota Advisory Board di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung ( SAPPK ITB).

Selain itu juga aktif sebagai Vice President EAROPH (Eastern Region Organization for Planning and Human Settlement) lembaga afiliasi PBB bidang perencanaan dan pemukiman, dan Fellow di Salzburg Global, lembaga think-tank globalisasi berbasis di Salzburg Austria. Bernardus adalah Penasehat Bidang Perdagangan di Kedubes New Zealand Trade & Enterprise.

Kota, Warga, dan Perangai Urban

Kompas.com - 04/05/2018, 10:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Betapa, saya merindukan pemandangan bebas polusi visual. Betapa nyamannya, kita dihargai, karena hak kita dijamin oleh pemerintah.

Padahal, kota Boca Raton terkenal sebagai tempat tinggal pensiunan mafia-mafia New York, Philadelphia, New Orleans.

Berbeda dengan kota menengah Indonesia. Tengok Bandung, Ygyakarta, Bogor, Medan. Begitu rusuh, riuh rendah, carut marut dengan berbagai media luar ruang tanpa aturan.

Ruang fisik dibantai habis oleh polusi visual yang seringkali melecehkan intelektualitas dan rasa nyaman kita.

Semboyan-semboyan kota penuh kata arif, agamis dan manusiawi, dipadu padan dengan foto-foto manusia yang tampak santun dan baik hati.

Namun semuanya diekspresikan melalui papan raksasa tanpa konsep, selain hanya untuk menyakiti mata warga yang melihatnya!

Hari ini saya beruntung melihat 2 paradoks yang mencerahkan. Mafia kejam, kota nya manusiawi dan indah. Tapi yang semboyan kotanya santun, kotanya compang camping. Alas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com