Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Lalu Gringsing, Tahun 2018 Krapyak Bakal Naik Daun

Kompas.com - 16/04/2018, 13:02 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Anda yang menjalani ritual mudik setiap tahun tentu hafal, dan mafhum dengan nama Gringsing. Nama kecamatan di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ini nge-hits pada momen mudik dan balik Lebaran 2017.

Nah, untuk tahun ini wilayah yang bakal mendapat giliran naik daun dan kerap disebut-sebut dalam laporan pandangan mata arus mudik dan balik Lebaran adalah Krapyak, Semarang Barat. 

Wilayah ini merupakan akhir atau exit dari ruas Tol Batang-Semarang yang bisa dilintasi pemudik menuju kampung halaman masing-masing. 

Baca juga : Mudik 2018, Tak Ada Lagi Jalur Darurat

Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Bakharuddin menjelaskan kepada Kompas.com, pintu keluar Krapyak akan mengalami kepadatan arus mudik, dan balik tahun ini.

"Kami memprediksi Krapyak ini bakal padat, sama seperti Gringsing tahun lalu. Setelah keluar Krapyak, bagian lain dari ruas Tol Batang-Semarang masih berstatus fungsional," ujar Bakharuddin saat mendampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau proyek Tol Pemalang-Batang-Semarang-Solo, Sabtu (14/4/2018).

Kondisi lalu lintas H-4 di jalur Pantura Semarang padat namun lancarNAZAR NURDIN/KOMPAS.com Kondisi lalu lintas H-4 di jalur Pantura Semarang padat namun lancar
Karena masih berstatus fungsional, tambah dia, ruas tersebut belum dilengkapi dengan sejumlah marka, dan rambu lalu lintas. Termasuk lampu penerang jalan.

Untuk itu, Dirlantas Polda Jawa Tengah akan memberlalukan pembatasan penggunaan atau buka tutup ruas Tol Batang-Semarang.

Namun begitu, jalan utama dari jalur pantai utara Jawa (Pantura), kata Bakharuddin, tetap menjadi prioritas utama. Setelah keluar Krapyak para pemudik secara otomatis akan menggunakan jalan Pantura.

Baca juga : Titik Kritis Jalur Mudik Tol Trans Jawa

"Mereka yang menggunakan Jalan Tol Batang-Semarang, setelah keluar Krapyak akan bertemu arus kendaraan di Jalan Pantura. Ini titik kritis yang kami antisipasi," tambah Bakharuddin.

Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, menurut dia, telah menyiapkan tiga pintu keluar yang berstatus alternatif untuk menghindari penumpukan arus lalu lintas di Jalan Tol Batang-Semarang.

Tiga pintu itu berada di Gringsing, Weleri, dan Kaliwungu. Di pintu-pintu keluar ini ada ditugaskan sejumlah petugas kepolisian untuk menjaga dan membantu mengurai kepadatan lalu lintas.

Hingga Sabtu (14/4/2018), perkembangan konstruksi Tol Batang-Semarang mencapai 75,4 persen dengan kondisi pembebasan lahan 98 persen.

Titik kritis Ruas Tol Batang-Semarang terdapat pada pembangunan Jembatan Kalikuto sepanjang 100 meter. Jembatan ini selesai dirakit pada minggu ke-3 April 2018. Kondisi fisik pada Sabtu (14/4/2018).Hilda B Alexander/Kompas.com Titik kritis Ruas Tol Batang-Semarang terdapat pada pembangunan Jembatan Kalikuto sepanjang 100 meter. Jembatan ini selesai dirakit pada minggu ke-3 April 2018. Kondisi fisik pada Sabtu (14/4/2018).
Kendati belum sempurna 100 persen, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono optimistis ruas Tol Batang-Semarang bisa digunakan pemudik secara fungsional.

Baca juga : Skenario Baru Jalur Mudik di Bawah Jembatan Kenteng

”Kami berupaya agar mudik Lebaran tahun 2018 lebih baik dari tahun lalu. Tahun ini tidak ada lagi jalur darurat. Kondisi jalan yang fungsional sudah kondisi perkerasan beton atau aspal yang kualitasnya lebih baik dari lean concrete,” kata Basuki.

Pengusahaan Tol Batang-Semarang dilakukan melalui investasi PT Jasamarga Batang-Semarang dengan komposisi saham dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. 



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau