GLASGOW, KOMPAS.com - Skotlandia terimbas badai kelesuan ritel. Tahun lalu, negara itu kehilangan ratusan toko lebih cepat daripada wilayah lain di Britania Raya.
Berdasarkan riset PricewaterhouseCoopers (PwC), sebanyak 290 toko tumbang di Skotlandia pada 2017. Lebih lanjut, menurut PwC, paling tidak lima toko di Skotlandia tutup setiap minggunya.
Kota Glasgow mencatat angka penutupan toko tertinggi, dengan selisih 53 unit antara toko tutup dengan toko baru yang buka.
Baca juga : Pebisnis Ritel Ramai-ramai Cabut dari Singapura
Menyusul Glasgow adalah Edinburgh dengan skor 29 dan Aberdeen dengan skor 16.
Regional Chairwoman PwC Skotlandia Lindsay Gardiner mengungkapkan, 2017 merupakan periode perdagangan terberat bagi peritel Skotlandia dalam beberapa tahun terakhir.
Menanggapi hasil penelitian PwC, Direktur Konsorsium Ritel Skotlandia David Lonsdale mengatakan, angka-angka itu mengonfirmasi betapa menantang, dan rapuhnya industri ritel Skotlandia sekarang ini.
“Peritel harus menghadapi perubahan besar atas kebiasaan berbelanja masyarakat dan juga membengkaknya biaya operasional,” cetus David, dilansir BBC, Rabu (11/4/2018).
Menurut dia, dalam menghadapi guncangan ritel, pebisnis selayaknya menggenjot infrastruktur digital dan kemampuan logistiknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.