Bila diberi beban antara lain berasal dari berat tanah urugan reklamasi, dapat mengalami penurunan dalam jangka lama. Oleh karena itu, pengembang harus melakukan perbaikan tanah dasarnya.
"Perbaikan tanah ini harus dilakukan pada saat pengurugan. Meskipun cukup sekali, namun harus dilakukan dengan baik melalui metode yang teruji," sebut Davy.
Bila hal krusial ini bisa dilalui pengembang, masih ada faktor lain yang tak kalah penting yakni, bangunan properti harus tahan terhadap gempa. Kendati sifat kekokohan secara strukturnya serupa dengan bangunan di tanah darat.
"Saat ini terdapat perubahan peta gempa yang dirilis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2017. Pengembang harus mengacu peta gempa terbaru ini," tegas Davy.
Dia kemudian memaparkan, cara reklamasi umumnya menggunakan pasir halus yang rentan goncangan dan luruh pada saat terjadi gempa.
Jenis pasir halus ini dalam keadaan tidak padat dapat kehilangan kesolidannya saat terkena goncangan gempa.
"Karena itulah, saat proses reklamasi harus ada metode perbaikan juga supaya pasirnya bisa terbangun dalam keadaan cukup padat," ucap Davy.
Untuk pemadatan pasir, tambah dia, bisa dengan cara vibro floatation. Setelah tanah dasar dan tanah reklamasi diperbaiki, pengembang bisa mendapatkan konsisi seolah membangun di tanah daratan.
Namun, kedua proses di atas tentunya memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, proses ini harus dimonitor dan diuji untuk mengetahui apakah perbaikan tanah dasar, dan pasir sudah mencapai sasaran.
Davy memberi contoh pembangunan reklamasi yang terbilang berhasil adalah Pantai Mutiara di Jakarta Utara, besutan PT Intiland Development Tbk.
Terhadap hal ini, Nanik menjamin dan meyakini teknologi modern, dan metode yang digunakan oleh kontraktor reklamasi PT Boskalis International Indonesia akan menghasilkan pulau reklamasi yang solid sebagaimana disarankan Davy.
Mereka, tambah dia, sudah berpengalaman melakukan hal serupa di kota-kota dunia dengan kisah sukses proyek reklamasinya macam Singapura, Dubai, dan lain sebagainya.
Untuk menghasilkan kualitas pembangunan reklamasi serupa, teknologi yang sama diadopsi pada proyek CPI ini. Serangkaian teknologi konsolidasi dan pemadatan tanah pun dilakukan.
Dalam menggunakan jasa PT Boskalis International Indonesia ini, Ciputra-Yasmin merogoh kocek senilai Rp 1 triliun.
"Oh ya, properti yang kami bangun di atas tanah reklamasi ini dirancang tahan gempa skala magnitudo 3 dari 10," tuntas Nanik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.