TABANAN, KOMPAS.com - Mulai pulihnya kondisi bisnis properti pada tahun 2018 ini ditandai optimisme pengembang dalam memasarkan produk-produknya.
Ciputra Group, misalnya, meyakini tahun ini adalah masa-masa kebangkitan properti. Terbukti proyek prestisiusnya di Kabupaten Tabanan, Bali, bertajuk Ciputra Beach Resort seluas 80 hektar, menuai penjualan signifikan.
Baca juga : Siapa Raja Properti Tanah Air?
Hingga awal Maret 2018, dua klaster perdananya yakni Nivata dan Sadana terjual sebanyak 70 persen dari total 300 unit. Padahal harganya tak bisa dibilang murah.
Klaster Nivata yang dipasarakan sejak 2016 kini sudah tembus Rp 14 juta per meter persegi untuk dimensi terkecil dengan luas 197/250 meter persegi atau tipe Avani. Dengan kata lain, harga per unit dibanderol mulai dari Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar.
Sementara tipe terbesar seukuran 238/300 meter persegi dalam desain Giri menyentuh angka Rp 15 juta per meter persegi atau Rp 6 miliar hingga Rp 8 miliar per unit.
Sedangkan klaster Sadana yang lebih diperuntukkan bagi first time investor dipatok serentang Rp 850 juta hingga Rp 1,5 miliar.
"Antusiasme pasar sangat positif. Karena saat ini mereka para investor mulai percaya diri dan merasa secure menginvestasikan uangnya di properti. Penjualan terus naik ya. Kami harap sebelum 2018 berakhir, dua klaster ini sudah habis terjual," tutur Associate Director Marketing and Sales Ciputra Beach Resort Helen Hamzah kepada Kompas.com, Selasa (6/3/2018).
Menurut Helen, para pembeli Ciputra Beach Resort dibedakan dalam dua genre. Pertama adalah generasi mapan dengan motif investasi untuk tempat tinggal keluarga.
Kompetisi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.