Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Raja Properti Tanah Air?

Kompas.com - 12/02/2018, 16:01 WIB
Arimbi Ramadhiani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Adapun PWON menggarap berbagai jenis properti, mulai dari ritel, residensial, komersial, dan rumah sakit.

Salah satu sumber pendapatan terbesarnya adalah dari sektor ritel karena PWON mengelola Gandaria City, Kota Kasablanka, Blok M Plaza di Jakarta dan Tunjungan Plaza 1-6 di Surabaya.

3. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)

Setelah BSDE, CTRA turut mencatatkan penurunan nilai kapitalisasi. Tahun ini, CTRA memiliki nilai kapitalisasi sebesar Rp 23,38 triliun.

Padahal, tahun lalu, pengembang dengan proyek skala kota di seluruh Indonesia ini mampu mencatatkan kapitalisasi pasar Rp 24,5 triliun.

Saat ini, CTRA banyak menggarap proyek kelas menengah bahkan menengah ke bawah.

Salah satu proyek tersebut adalah Citra Maja Raya yang telah dilansir sejak 2014 dengan harga per unit di bawah Rp 200 juta.

Sedangkan untuk kelas menengah, CTRA tengah memasarkan CitraLand Cibubur dengan menggaet PT Panasia Griya Mekarasri. Harga per unitnya mulai dari Rp 400 jutaan.

4. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)

Pengembang properti yang memiliki proyek perdana di Kelapa Gading ini, mengalami penurunan nilai kapitalisasi yang cukup signifikan.

Dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 19,54 triliun, tahun ini kapitalisasi pasar SMRA tercatat Rp 16,15 triliun.

Selain di Jakarta, proyek-proyek yang digarap SMRA saat ini terletak di Serpong, Bekasi, Bandung dan Karawang.

Di tengah kondisi perlambatan ekonomi, saat ini Summarecon lebih banyak meluncurkan properti yang harga jualnya tidak sampai Rp 1,5 miliar.

5. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

LPKR berhasil menggeser PT PP Properti Tbk yang tahun lalu mengisi posisi 5 dalam daftar pengembang dengan kapitalisasi terbesar.

Tahun ini, sister company PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) ini mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 11,88 triliun.

Selain menggarap proyek baru, LPKR juga mengandalkan pendapatan berulang dari sektor rumah sakit di bawah bendera Siloam.

Pertengahan tahun lalu, sektor ini menyumbang pertumbuhan perusahaan sebesar 13 persen menjadi Rp 1,4 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau