Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Dihadang Banjir, Jembatan di Belanda Masih Bisa Dilewati

Kompas.com - 16/01/2018, 20:09 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Sumber Dezeen

NIJMEGEN, KompasProperti — Naiknya permukaan air tidak menyebabkan banyak masalah bagi jembatan di kota Nijmegen, Belanda, ini.

Pasalnya, jembatan masih dapat diakses, bahkan saat jalan setapak di kedua sisi banjir, berkat serangkaian batu loncatan dari beton.

Next Architects dan Arsitek Lanskap H + N + S merancang desain Jembatan Zalige, yang merupakan bagian dari jalur di sebuah taman di tepi Sungai Waal.

Baca juga: Cara Terdaftar Jadi Penerima Dana PIP, Siswa SD-SMA Ikuti Langkah Ini

Alih-alih mengangkat permukaan jembatan di atas dataran banjir, para perancang memutuskan untuk "memeluk" air. Jadi, saat permukaan air naik, bagian jalur di kedua sisi jembatan menjadi terendam penuh.

Saat ini terjadi, blok beton di permukaan jembatan yang biasanya berfungsi sebagai tempat duduk menjadi satu-satunya cara untuk melintasi air.

"Semua desain oleh Next Architects dimulai dari karakteristik unik sebuah tempat," ujar Michel Schreinemachers, mitra di perusahaan yang berbasis di Amsterdam.

Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai

Schreinemachers mengatakan, jembatan ini dibangun di dataran banjir. Fakta ini digunakan untuk merancang jembatan yang dapat menghubungkan dan berinteraksi dengan pemandangan sungai sebagai jalur di atas air.

Jembatan Zalige dibuka sejak Maret 2016, tetapi baru saja mengalami ujian terbesar. Pada 10 Januari 2018 lalu, air naik ke tingkat tertinggi dalam 15 tahun.

Begitu air mencapai puncaknya, yaitu 5 meter lebih tinggi dari biasanya, memang batu loncatan ini tidak berguna.

Namun, ketika airnya masih naik, banyak orang bisa mengakses jembatan dan menikmati tontonan alam dari dekat.

Baca juga: Penemuan Mengkhawatirkan di Dasar Lubang Biru Raksasa Belize

Arsitek menggambarkan jembatan tersebut sebagai tempat paling akhir untuk menikmati air yang tinggi.

Belanda telah lama menjadi pelopor dalam hal-hal yang berurusan dengan air. Sementara tanggul dibangun untuk menjaga agar air tetap ada, akhir-akhir ini pemerintah mengambil pendekatan yang berbeda, yaitu menciptakan ruang untuk banjir yang akan datang.

Ahli Urbanisme Tracy Metz menjelaskan pendekatan tersebut selama konferensi What Design Can Do di São Paulo pada 2015.

Baca juga: Kapolri Minta Maaf Ajudannya Pukul Jurnalis di Semarang, Janji Telusuri Pelaku

"Arsitek akan 'gila' dengan gagasan (pemerintah) tentang hubungan baru (Belanda) dengan air," katanya.

Pendekatan ini merupakan dasar dari program pemerintah, Ruang untuk Sungai, yang dimulai pada 2006 untuk meninjau kembali pertahanan banjir di 30 lokasi.

Nijmegen adalah salah satu lokasi tersebut dan begitulah bagaimana proyek Jembatan Zalige terjadi.

Baca juga: 7 Provinsi Ini Beri Diskon dan Pemutihan Pajak Kendaraan pada April 2025, Mana Saja?

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau