Pasalnya, jembatan masih dapat diakses, bahkan saat jalan setapak di kedua sisi banjir, berkat serangkaian batu loncatan dari beton.
Next Architects dan Arsitek Lanskap H + N + S merancang desain Jembatan Zalige, yang merupakan bagian dari jalur di sebuah taman di tepi Sungai Waal.
Alih-alih mengangkat permukaan jembatan di atas dataran banjir, para perancang memutuskan untuk "memeluk" air. Jadi, saat permukaan air naik, bagian jalur di kedua sisi jembatan menjadi terendam penuh.
Saat ini terjadi, blok beton di permukaan jembatan yang biasanya berfungsi sebagai tempat duduk menjadi satu-satunya cara untuk melintasi air.
"Semua desain oleh Next Architects dimulai dari karakteristik unik sebuah tempat," ujar Michel Schreinemachers, mitra di perusahaan yang berbasis di Amsterdam.
Begitu air mencapai puncaknya, yaitu 5 meter lebih tinggi dari biasanya, memang batu loncatan ini tidak berguna.
Namun, ketika airnya masih naik, banyak orang bisa mengakses jembatan dan menikmati tontonan alam dari dekat.
Arsitek menggambarkan jembatan tersebut sebagai tempat paling akhir untuk menikmati air yang tinggi.
Belanda telah lama menjadi pelopor dalam hal-hal yang berurusan dengan air. Sementara tanggul dibangun untuk menjaga agar air tetap ada, akhir-akhir ini pemerintah mengambil pendekatan yang berbeda, yaitu menciptakan ruang untuk banjir yang akan datang.
Ahli Urbanisme Tracy Metz menjelaskan pendekatan tersebut selama konferensi What Design Can Do di São Paulo pada 2015.
"Arsitek akan 'gila' dengan gagasan (pemerintah) tentang hubungan baru (Belanda) dengan air," katanya.
Pendekatan ini merupakan dasar dari program pemerintah, Ruang untuk Sungai, yang dimulai pada 2006 untuk meninjau kembali pertahanan banjir di 30 lokasi.
Nijmegen adalah salah satu lokasi tersebut dan begitulah bagaimana proyek Jembatan Zalige terjadi.
Proyek ini sekarang dipromosikan sebagai model bagaimana kota dapat hidup dengan air daripada menghadangnya.
Pembangunannya merupakan bagian dari rencana induk 10 tahun untuk kota tersebut, yang juga melibatkan pelebaran sungai dan relokasi perumahan.
"Sayangnya, kesadaran akan masalah air masih rendah. Inilah mengapa kita harus menceritakan lebih banyak hal untuk membuat orang mengerti betapa pentingnya masalah air," ujar Henk Ovink, utusan khusus pemerintah untuk urusan air internasional.
Jembatan Zalige adalah yang terbaru dari serangkaian proyek jembatan inovatif oleh Next Architects.
Perusahaan tersebut sebelumnya membangun penyeberangan sungai yang mengintegrasikan ruang untuk kelelawar bertengger dan yang lain yang memisahkan rute pejalan kaki dan pesepeda.
https://properti.kompas.com/read/2018/01/16/200911421/meski-dihadang-banjir-jembatan-di-belanda-masih-bisa-dilewati