Pesan yang disampaikan lewat mural, tak hanya sekedar menjadi tulisan sambil lalu. Tetapi juga sekaligus menjadi peringatan agar masyarakat selalu memberikan kontribusi positif bagi lingkungan.
Sirepno mengaku, pesan-pesan yang disampaikan lewat mural cukup mengena untuk masyarakat. Terutama, pesan terkait jauhi narkoba.
"Ini menjadi shock therapy bagi masyarakat untuk menjauhi hal itu," kata dia.
Paulus mengisahkan, eberapa waktu lalu pernah terjadi penggerebekan oleh aparat kepolisian di wilayah tersebut, diduga ada salah satu rumah yang dijadikan tempat persembunyian orang yang membawa narkoba.
"Mungkin karena pada saat itu warga tidak mengetahui. Orang yang digerebek itu bukan orang kampung sini, dari daerah luar," ujarnya.
Nilai ekonomi
Seperti halnya di Jodipan, kehadiran kampung mural ini diharapkan dapat mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat.
Lewat keindahan warna, tentu masyarakat yang penasaran dengan kehadiran kampung mural di Jakarta, dapat langsung mengunjunginya.
"Nanti kan difoto, disebar lewat media sosial, jadi semakin banyak orang yang tahu. Kalau sudah gini, akan semakin banyak orang datang, dan warga bisa memanfaatkan peluang ini dengan berjualan makanan atau minuman untuk menambah nilai ekonomi," kata Paulus.
Ia pun berharap, apa yang telah diinisiasi DBS Indonesia dapat dilakukan oleh pihak lain. Sehingga, keberadaan kampung mural, khususnya di Jakarta, semakin banyak dan luas.