Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tahun Diterjang Bising dan Debu, Akhirnya MRT Jadi Juga

Kompas.com - 06/11/2017, 07:00 WIB
Haris Prahara

Penulis

Bantuan parlemen

Pernah suatu ketika, Eric sedemikian geram dengan suaru guncangan yang berulang antara pukul 03.00 hingga 04.00 subuh. Ia akhirnya mengambil video dan mengirimkannya ke LTA.

Sebagai akibat kurang tidur, lama kelamaan ia merasa sulit berkonsentrasi pada kegiatan sehari-harinya, termasuk mengemudi.

"Pihak kontraktor menawarkan penutupan jendela dengan kayu untuk menghalangi kebisingan. Namun, siapa yang mau tinggal tanpa ventilasi selama lima tahun?” cetusnya.

Kisah Eric tersebut hanyalah satu dari sekian kisah yang turut dialami warga lainnya saat Downtown Line 3 dibangun.

Chua Jin Shun, warga yang tinggal di dekat stasiun Bedok North, mengatakan, kebisingan membuat ia mesti berteriak untuk berbicara dengan anggota keluarga dalam rumah.

"Saya bisa mendengar suara gaduh di sini, terbentur di sana, saya sungguh tidak tahan,” ungkapnya.

Baca juga: Pasca Layanan Lumpuh 20 Jam, Petinggi MRT Singapura Dicopot

Pengalaman lain diungkapkan Lee Siew Kit, warga di dekat stasiun MRT Bedok Reservoir. Lee, seorang profesional teknologi informasi berusia 50 tahun, menggalang kekuatan dengan warga setempat untuk memprotes pembangunan MRT.

Bahkan, ia dan warga setempat sampai meminta bantuan dari anggota parlemen Low Thia Khiang untuk mengatasi masalah kebisingan. Pada akhirnya, Low bersedia memfasilitasi warga untuk bertemu dengan LTA.

"Kami meminta penjelasan LTA agar tahu jadwal pengerjaan pada malam hari. Dengan begitu, kami siap mengorbankan tidur kami,” tutur Lee.

Harapan bersama

Setelah menjalani pengorbanan besar dalam beberapa tahun terakhir, kini Lee, Chua, dan warga lainnya patut bersenang hati.

MRT Downtown Line 3 resmi beroperasi 21 Oktober lalu sekaligus mengakhiri periode penuh “kesengsaraan” bagi mereka.

Ilustrasi MRT SingapuraCharlieTong Ilustrasi MRT Singapura
Menurut Chua, pengorbanannya terbalas dengan memiliki akses angkutan massal sedemikian dekat. Hal serupa turut dirasakan Lee.

Seorang siswa bernama Nayli Jasnir kini juga dapat pergi sekolah dengan girang. Hadirnya Downtown Line 3 memangkas waktu perjalanannya menuju sekolah dari 90 menit menjadi hanya sekitar 30 menit saja.

"Saya bersemangat! Siapa yang tidak akan senang?” ujarnya antusias.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com