Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus MRT Lumpuh 20 Jam, Menhub Singapura Akhirnya Meminta Maaf

Kompas.com - 17/10/2017, 23:45 WIB
Haris Prahara

Penulis

KompasProperti- Setelah peristiwa banjirnya terowongan yang membuat mass rapid transit (MRT) Singapura lumpuh 20 jam, Menteri Perhubungan (Menhub) Singapura Khaw Boon Wan melontarkan sikapnya kepada publik. 

Seperti diberitakan sebelumnya, layanan MRT Singapura terhenti hampir seharian penuh pada Sabtu (7/10/2017) silam.

Kondisi banjirnya terowongan membuat layanan MRT jurusan north-south line (NSL) stop beroperasi. Kereta tak dapat melintasi stasiun Ang Mo Kio hingga Newton di kedua arahnya.

Peristiwa itu dipandang memalukan dan termasuk yang terburuk dalam sejarah MRT Singapura.

Baca: Terowongan Banjir, MRT Singapura Lumpuh 20 Jam

Seperti diwartakan laman The New Paper, Selasa (17/10/2017), Khaw Boon Wan meminta maaf terkait peristiwa yang mencoreng reputasi transportasi massal Singapura tersebut.

Khaw menyampaikan hal itu pada sebuah jumpa media di Bishan. Menurut dia, pada dasarnya terowongan MRT tidak boleh banjir sekali pun, apalagi sampai lumpuh total seperti saat pekan lalu.

“Tim SMRT yang bertugas menjaga sistem anti-banjir di Bishan telah mengecewakan kami,” cetus Khaw.

Insiden itu dipandang Khaw semestinya dapat dicegah dan tak perlu terjadi. Ia pun mengakui bahwa kejadian memalukan itu bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap MRT Singapura.

"Seharusnya tidak terjadi, kami memohon maaf," tegasnya kembali.

Hasil penyelidikan Kementerian Perhubungan Singapura menunjukkan, banjirnya terowongan disebabkan oleh sistem anti-banjir yang tidak dipelihara dengan baik.

Khaw menambahkan, sesungguhnya terowongan MRT dirancang dapat menangani cuaca ekstrem di Singapura. Bahkan, untuk kondisi melebihi debit air hujan saat peristiwa banjir itu.

Berbicara dalam forum yang sama dengan Khaw, Chairman SMRT Seah Moon Ming turut mengutarakan permohonan maafnya dan mengatakan bahwa SMRT bertanggung jawab penuh atas insiden lumpuhnya layanan hingga 20 jam.

"SMRT telah gagal mencegah kejadian tersebut terjadi," ungkapnya.

Suasana di Stasiun Toa Payoh setelah MRT Singapura berhenti operasi akibat banjir, Sabtu (7/10/2017).Channel News Asia Suasana di Stasiun Toa Payoh setelah MRT Singapura berhenti operasi akibat banjir, Sabtu (7/10/2017).
Pasca kejadian itu, SMRT selaku operator MRT Singapura telah merestrukturisasi tim teknik dan perawatan kereta.

Bahkan, pejabat senior mereka pun dicopot sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Baca: Pasca Layanan Lumpuh 20 Jam, Petinggi MRT Singapura Dicopot

Ke depan, SMRT menyatakan bakal lebih rutin memeriksa sistem pompa air dan sensor banjir, dari sebelumnya per tiga bulan menjadi setiap bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com