JAKARTA, KompasProperti - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut, langkah pemerintah dalam meningkatkan daya saing Indonesia dari negara lain cukup membuahkan hasil.
Berdasarkan data indeks daya saing infrastruktur yang dikeluarkan Global Competitiveness Index, Indonesia sempat menduduki peringkat ke-90 pada tahun 2011. Namun, pada tahun 2016 peringkat tersebut bergeser menjadi ke-60.
"Pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama, merupakan pilihan yang logis dan strategis dalam meningkatkan daya saing Indonesia sekaligus untuk mengejar ketertinggalan," kata Basuki saat menjadi pembicara dalam Indonesia Development Forum (IDF) 2017 di Jakarta, Kamis (10/8/2017).
Menurut Basuki, pemerintah menyadari bahwa kebutuhan wilayah atas infrastruktur sangat tinggi.
Saat ini, ada 35 wilayah pengembangan strategis (WPS) yang dicanangkan untuk meningkatkan daya saing serta mengurangi disparitas antarwilayah.
Adapun yang menjadi esensi pembangunan tersebut yakni, memadukan antara pengembangan wilayah dengan market driven, mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju wilayah strategis.
"Untuk itu, diperlukan keterpaduan perencanaan antara infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS dan sinkronisasi program antar infrastruktur," jelas Basuki.
Ia menambahkan, setidaknya ada empat sub sektor proyek infrastruktur yang kini tengah digenjot pemerintah, yaitu konektivitas, ketahanan air dan pangan, perumahan, serta infrastruktur pemukiman.
Konektivitas meliputi pembangunan 1.851 kilometer jalan tol, serta pembangunan 2.650 kilometer jalan baru dan 30 kilometer pembangunan jembatan baru. Hingga tahun 2017, panjang jalan tol yang telah dioperasikan mencapai 568 kilometer.
Sedangkan, untuk ketahanan air dan pangan meliputi pembangunan 65 waduk dan bendungan serta satu juta hektar pembangunan jaringan irigasi baru.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.