Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat UI: Dana Haji, Alternatif Logis untuk Infrastruktur

Kompas.com - 01/08/2017, 17:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Anggaran yang terbatas memaksa pemerintah untuk mencari alternatif pembiayaan. Salah satu yang menjadi pertimbangan akhir-akhir ini adalah dana haji.

Pada 2018, dana yang dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak sebanding dengan kebutuhan yang ada.

Lalu, kenapa infrastruktur yang menjadi prioritas?

Selain karena dana yang diperlukan cukup besar, menurut pengamat infrastruktur dari Universitas Indonesia Wicaksono Adi, ada hal lain mengapa infrastruktur menjadi salah sektor yang mendesak dibiayai.

"Secara logika, proyek-proyek infrastruktur itu kalau sudah ditetapkan dimulai, harus segera dibangun sampai selesai," ujar Wicaksono kepada KompasProperti, Selasa (1/8/2017).

Dia menuturkan penyelesaian infrastruktur ini harus segera selesai agar nilai manfaatnya bisa tercapai dan aktivitas ekonomi mulai terasa.

Meski demikian, pembangunannya memang memerlukan waktu lama yakni 1-2 tahun sehingga kontraknya berlangsung multi years.

Sementara jika proyek mangkrak, selain dampaknya tidak dirasakan masyarakat, akan ada biaya tambahan tersendiri.

"Tambahan biaya ini seperti mobilisasi alat. Alat-alat yang ada di lapangan itu kan harus dipindahkan lagi kalau proyek terhenti. Biaya mobilisasi ini oleh kontraktor kan diklaim ke pemerintah," kata Wicaksono.

Selain mobilisasi alat, imbuh dia, biaya tambahan juga muncul untuk pemeliharaan proyek. Terutama, jika pemerintah masih menginginkan untuk melanjutkan proyek ketika dananya sudah tersedia.

"Kalau tidak ada pemeliharan, ketika akan dilanjutkan kembali, kondisi proyek tidak ideal lagi, sehingga menambah bengkak biayanya," sebut Wicaksono.

Dengan demikian, tambah dia, ketika pemerintah menetapkan target pembangunan nasional dengan menggenjot infrastruktur, harus dilakukan secara serius dan dituntaskan.

Jika di tengah pembangunan proyek anggarannya kurang, pemerintah harus melakukan negosiasi ke berbagai pihak untuk mencari alternatif pembiayaan, seperti dengan menggunakan dana haji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Was-was soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Was-was soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com