Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iwan Risdianto: Konsultan Properti Itu Ibarat Koki...

Kompas.com - 31/07/2017, 15:58 WIB
M Latief

Penulis

KompasProperti - Bicara soal memasarkan produk properti, lelaki berumur 45 tahun ini memang terkenal suka ceplas-ceplos. Sebagai orang marketing, dia tidak sungkan bilang kalau bisnis properti belakangan ini memang mengalami pasang surut.

"Tak ada yang perlu ditutupi kalau properti memang sedang naik turun. Tapi, ingat, ke depan bisnis ini yang paling menjanjikan dan merata. Khususnya di daerah penyangga, misalnya di kota-kota sekitar Jakarta. Ini karena pembangunan infrastruktur yang terus digenjot dan jadi konsentrasi pemerintahan," ujar lelaki bernama Iwan Risdianto, Vice President Coldwell Banker Property Connections, Minggu (30/7/2017).

Iwan melihat pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur transportasi, sangat berdampak langsung bagi pengusaha sektor properti. Developer akan terdorong untuk terus mengembangkan suatu kawasan, baik peningkatan kawasan lama akibat adanya penambahan jaringan infrastruktur seperti LRT maupun kawasan baru.

"Seperi jalan tol, misalnya. Akibatnya, kita bisa lihat sekarang, properti sudah tidak lagi terpusat di Jakarta, tetapi sudah menyebar merata, khususnya di Bodetabek," kata Iwan.
 
Tantangannya, agar dapat survive di sektor properti, selain terus mencari lokasi yang potensial untuk dikembangkan, juga dituntut kreatifitas memunculkan konsep-konsep baru. Bagi pemain bisnis hunian highrise building, kreatifitas bukan cuma di sektor desain gedung, melainkan juga sampai urusan fasilitas umum dan unit.

"Begitu juga di sektor marketing, dituntut kreatifitas terutama di sektor digital marketing. Setiap developer harus selalu mengikuti perkembangan di sektor ini. Ini yang suka dilupakan," tukasnya.

Iwan mewanti-want bahwa perkembangan aspek yang satu ini begitu cepat. Hitungannya sudah bukan tahun lagi, tapi setiap saat selalu muncul strategi marketing digital baru.

"Kondisi pasar sudah digital minded, ini yang harus diantisipasi para developer agar tetap survive jualan, bukan cuma membangun," tuturnya.

Ibarat koki

Lelaki kelahiran Cirebon, 3 Oktober 1972, ini malang melintang di bisnis penjualan properti sejak 1991. Karirnya dimulai sebagai staf pemasaran di unit usaha nonkonstruksi dari PT PP (Persero) Tbk. Unit usaha itulah yang kelak menjelma menjadi PT PP Properti Tbk, anak usaha PT PP (Persero) Tbk.

Proyek pertama yang dipegang Iwan ada di kawasan Cimanggis, Depok, yakni Permata Puri. Pekerjaan selanjutnya, masih di kawasan lokasi yang sama, dia memasarkan Permata Puri Laguna dan Permata Puri 2 dengan lokasi sama.

"Pada 2005 saya pertama kali ditugaskan untuk jualan proyek highrise building di Kelapa Gading, yaitu Paladian Park Apartment," tutur penggemar wisata kuliner ini.

Sepanjang 2005 sampai 2014, Iwan menuturkan, dia menekuni karir sebagai sebagai staf marketing. Puncak karirnya adalah memegang jabatan marketing manager.

Saat itulah, pada 2014, Iwan ditugaskan sebagai marketing manager di Proyek Rusunami Gunung Putri Square, Gunung Putri, Bogor.

"Ini proyek PT PP Properti yang banyak diminati konsumen di kota penyangga Jakarta," tutur Iwan.

Umumnya, orang "betah" berkarir di perusahaan pelat merah. Namun, Iwan mengaku tidak demikian. Dia tidak suka comfort zone.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau