KompasProperti - Bicara soal memasarkan produk properti, lelaki berumur 45 tahun ini memang terkenal suka ceplas-ceplos. Sebagai orang marketing, dia tidak sungkan bilang kalau bisnis properti belakangan ini memang mengalami pasang surut.
"Tak ada yang perlu ditutupi kalau properti memang sedang naik turun. Tapi, ingat, ke depan bisnis ini yang paling menjanjikan dan merata. Khususnya di daerah penyangga, misalnya di kota-kota sekitar Jakarta. Ini karena pembangunan infrastruktur yang terus digenjot dan jadi konsentrasi pemerintahan," ujar lelaki bernama Iwan Risdianto, Vice President Coldwell Banker Property Connections, Minggu (30/7/2017).
Iwan melihat pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur transportasi, sangat berdampak langsung bagi pengusaha sektor properti. Developer akan terdorong untuk terus mengembangkan suatu kawasan, baik peningkatan kawasan lama akibat adanya penambahan jaringan infrastruktur seperti LRT maupun kawasan baru.
"Seperi jalan tol, misalnya. Akibatnya, kita bisa lihat sekarang, properti sudah tidak lagi terpusat di Jakarta, tetapi sudah menyebar merata, khususnya di Bodetabek," kata Iwan.
Tantangannya, agar dapat survive di sektor properti, selain terus mencari lokasi yang potensial untuk dikembangkan, juga dituntut kreatifitas memunculkan konsep-konsep baru. Bagi pemain bisnis hunian highrise building, kreatifitas bukan cuma di sektor desain gedung, melainkan juga sampai urusan fasilitas umum dan unit.
"Begitu juga di sektor marketing, dituntut kreatifitas terutama di sektor digital marketing. Setiap developer harus selalu mengikuti perkembangan di sektor ini. Ini yang suka dilupakan," tukasnya.
Iwan mewanti-want bahwa perkembangan aspek yang satu ini begitu cepat. Hitungannya sudah bukan tahun lagi, tapi setiap saat selalu muncul strategi marketing digital baru.
"Kondisi pasar sudah digital minded, ini yang harus diantisipasi para developer agar tetap survive jualan, bukan cuma membangun," tuturnya.
Ibarat koki
Lelaki kelahiran Cirebon, 3 Oktober 1972, ini malang melintang di bisnis penjualan properti sejak 1991. Karirnya dimulai sebagai staf pemasaran di unit usaha nonkonstruksi dari PT PP (Persero) Tbk. Unit usaha itulah yang kelak menjelma menjadi PT PP Properti Tbk, anak usaha PT PP (Persero) Tbk.
Proyek pertama yang dipegang Iwan ada di kawasan Cimanggis, Depok, yakni Permata Puri. Pekerjaan selanjutnya, masih di kawasan lokasi yang sama, dia memasarkan Permata Puri Laguna dan Permata Puri 2 dengan lokasi sama.
"Pada 2005 saya pertama kali ditugaskan untuk jualan proyek highrise building di Kelapa Gading, yaitu Paladian Park Apartment," tutur penggemar wisata kuliner ini.
Sepanjang 2005 sampai 2014, Iwan menuturkan, dia menekuni karir sebagai sebagai staf marketing. Puncak karirnya adalah memegang jabatan marketing manager.
Saat itulah, pada 2014, Iwan ditugaskan sebagai marketing manager di Proyek Rusunami Gunung Putri Square, Gunung Putri, Bogor.
"Ini proyek PT PP Properti yang banyak diminati konsumen di kota penyangga Jakarta," tutur Iwan.
Umumnya, orang "betah" berkarir di perusahaan pelat merah. Namun, Iwan mengaku tidak demikian. Dia tidak suka comfort zone.
Pada 2015, merasa puas setelah hampir 15 tahun berkarir di perusahaan properti pelat merah itu, Iwan memutuskan hijrah ke perusahaan swasta. Masih dengan jabatan sama, yakni marketing manager, dia ditugaskan untuk menggarap proyek apartemen Student Castle, di Seturan, Sleman, Provinsi DI Yogyakarta.
Selepas itu, karirnya pelan-pelan membubung. Sampai akhirnya, Iwan memegang kursi Senior Marketing Manager di proyek apartemen di daerah Bekasi.
"Baru pada awal 2017 ini saya bergabung di Coldwell Banker Property Connections yang bergerak di bidang konsultan properti," ucapnya.
Menurut dia, tak gampang bisa survive di bisnis konsultan properti. Kunci suksesnya bukan sekadar jago jualan, lanjut dia, tapi harus bekerja dengan hati.
"Konsultan itu tak ubahnya seperti pemilik properti, karena si pemilik perusahaan sudah mempercayakan sepenuhnya kepada sang konsultan. Di sinilah konsultan harus dapat membuat produk yang dipercayakan kepada dirinya agar memincut konsumen membeli produk yang ditawarkan," kata Iwan.
Bekerja dengan hati, lanjut Iwan, dimulai sejak konsep, desain, harga, marketing, dan penjualan menjadi satu kesatuan yang utuh. Semua dikemas secara bagus sehingga produk yang dihasilkan menjadi pilihan utama konsumen.
"Konsultan menjadi penguat brand di pasar. Ibarat koki, konsultan properti bertugas mengolah sejak konsep sampai barang tersebut bukan hanya bagus secara mutu, tetapi juga punya daya tarik yang kuat bagi konsumen untuk memilikinya," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.