Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yusa Cahya Permana
Perencana Transportasi

Perencana transportasi lulusan Departemen Teknik Lingkungan dan Sipil, Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institute for Transport Studies, University of Leeds, Inggris. 

Yusa juga merupakan Co-Founder Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ). Saat ini bekerja sebagai Konsultan Transportasi dan menjabat Ketua Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) DKI Jakarta.

 

TOD, Tantangan Memadukan Bisnis Properti dan Transportasi Umum

Kompas.com - 05/06/2017, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHilda B Alexander

Dari sisi pengembang diperlukan adanya kesadaran dan kesediaan untuk memposisikan angkutan umum dalam level yang setara. Bahwa angkutan umum, ternyata, dapat meningkatkan nilai properti dengan adanya peningkatan aksesibilitas kawasan pengembangan dari kawasan luar.

Hal ini penting untuk menghilangkan permasalahan free rider yang banyak terjadi di mana pengembangan properti mendadak mendapatkan “nilai tambah” dari akses angkutan umum yang dibangun dengan investasi besar tanpa mereka ikut andil secara signifikan dalam pengembangan dan pengoperasian.

Kebiasaan free rider ini mungkin menguntungkan pengembang properti namun berpotensi merugikan operator transportasi yang tidak dapat menggunakan kesempatan kerja sama yang ada untuk mengembangkan lini usaha mereka.

Selain itu, dari segi tata guna lahan dan peataan kawasan, kebiasaan free rider ini berpotensi menimbulkan ketidakcocokan dan ketidaksinkronan realisasi pengembangan kawasan dengan perencanaan yang ada.

Di sisi lain dunia transportasi juga harus mulai menyadari pentingnya meletakkan standar dan secara konsisten menjaga penerapan kualitas tersebut agar masyarakat bersedia berpindah moda dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

Terus menurunnya pengguna angkutan umum yang secara bertahap beralih ke kendaraan pribadi selama ini seharusnya dapat digunakan sebagai alarm tanda bahaya pentingnya perbaikan dari sisi layanan transportasi umum.

Operator transportasi baik sarana maupun prasarana harus mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mereka, terutama dalam hal strategi pengembangan usaha. Hal ini tak lain agar dapat mampu berkomunikasi dengan pengembang properti dalam tingkatan yang sama.

Pemerintah sebagai regulator harus dapat mendukung adanya sinergi antara dua pemangku kepentingan pengembangan TOD tersebut.

Pada akhirnya usaha peralihan moda tidak akan bisa terjadi apabila lajur lajur khusus bus akhirnya dapat diterobos oleh kendaraan pribadi sehingga mengalami kemacetan yang sama dengan jalanan di luarnya.

KOMPAS. com/DENDI RAMDHANI Purwarupa moda transportasi masa depan Kota Bandung, LRT Metro Kapsul Bandung telah terpasang di Alun-alun Bandung, Jalan Asia Afrika, Rabu (5/4/2017)
Usaha peralihan ke moda kereta juga tidak akan berjalan apabila dukungan pengembangan prasarana tidak dilakukan mengikuti pertumbuhan permintaan. Usaha meyakinkan angkutan umum lebih menguntungkan tidak akan berarti apabila di jalan tol tidak ada jalur high occupany vehicle (HOV) sehingga angkutan umum sama-sama terjebak macet di jalan tol seperti kendaraan pribadi.

Selain itu, diperlukan dukungan regulasi untuk memudahkan koordinasi dan kerja sama antara pengembang properti dengan operator transportasi dalam posisi yang setara dan saling menguntungkan.

Hal-hal di atas hanyalah sebagian dari seluruh permasalahan akut yang menunjukkan kompleksitas, dan besarnya tantangan pengembangan TOD di Indonesia.

Pengembangan TOD dapat diilustrasikan sebagai konser okestra yang besar dalam sebuah ruangan yang kecil. Semua bagian di dalamnya harus seirama bekerja untuk dapat menghasilkan karya yang baik.

Pemerintah sebagai dirigen harus dapat memayungi dan mengoordinasi seluruh pemangku kepentingan di dalan TOD agar tidak menjadi konser yang sumbang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Berita
Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Berita
Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah secara 'Online'

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah secara "Online"

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan Saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan Saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau