Dari sisi pengembang diperlukan adanya kesadaran dan kesediaan untuk memposisikan angkutan umum dalam level yang setara. Bahwa angkutan umum, ternyata, dapat meningkatkan nilai properti dengan adanya peningkatan aksesibilitas kawasan pengembangan dari kawasan luar.
Hal ini penting untuk menghilangkan permasalahan free rider yang banyak terjadi di mana pengembangan properti mendadak mendapatkan “nilai tambah” dari akses angkutan umum yang dibangun dengan investasi besar tanpa mereka ikut andil secara signifikan dalam pengembangan dan pengoperasian.
Kebiasaan free rider ini mungkin menguntungkan pengembang properti namun berpotensi merugikan operator transportasi yang tidak dapat menggunakan kesempatan kerja sama yang ada untuk mengembangkan lini usaha mereka.
Selain itu, dari segi tata guna lahan dan peataan kawasan, kebiasaan free rider ini berpotensi menimbulkan ketidakcocokan dan ketidaksinkronan realisasi pengembangan kawasan dengan perencanaan yang ada.
Di sisi lain dunia transportasi juga harus mulai menyadari pentingnya meletakkan standar dan secara konsisten menjaga penerapan kualitas tersebut agar masyarakat bersedia berpindah moda dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Terus menurunnya pengguna angkutan umum yang secara bertahap beralih ke kendaraan pribadi selama ini seharusnya dapat digunakan sebagai alarm tanda bahaya pentingnya perbaikan dari sisi layanan transportasi umum.
Operator transportasi baik sarana maupun prasarana harus mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mereka, terutama dalam hal strategi pengembangan usaha. Hal ini tak lain agar dapat mampu berkomunikasi dengan pengembang properti dalam tingkatan yang sama.
Pemerintah sebagai regulator harus dapat mendukung adanya sinergi antara dua pemangku kepentingan pengembangan TOD tersebut.
Pada akhirnya usaha peralihan moda tidak akan bisa terjadi apabila lajur lajur khusus bus akhirnya dapat diterobos oleh kendaraan pribadi sehingga mengalami kemacetan yang sama dengan jalanan di luarnya.
Selain itu, diperlukan dukungan regulasi untuk memudahkan koordinasi dan kerja sama antara pengembang properti dengan operator transportasi dalam posisi yang setara dan saling menguntungkan.
Hal-hal di atas hanyalah sebagian dari seluruh permasalahan akut yang menunjukkan kompleksitas, dan besarnya tantangan pengembangan TOD di Indonesia.
Pengembangan TOD dapat diilustrasikan sebagai konser okestra yang besar dalam sebuah ruangan yang kecil. Semua bagian di dalamnya harus seirama bekerja untuk dapat menghasilkan karya yang baik.
Pemerintah sebagai dirigen harus dapat memayungi dan mengoordinasi seluruh pemangku kepentingan di dalan TOD agar tidak menjadi konser yang sumbang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.