Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok, yang Dulu Cuma Dusun Kecil...

Kompas.com - 09/05/2017, 09:03 WIB
M Latief

Penulis

Dengan keterbatasan lahan yang tersedia, arah pengembangan penyediaan hunian-hunian baru di Depok akan mulai diatur ke arah hunian vertikal atau apartemen. Terutama di kawasan Margonda, makin mendesak kebutuhan hunian vertikal atau rumah susun atau apartemen di tengah pasokan lahan yang kian sulit untuk membangun rumah tapak.

Namun, dengan jumlah 454 perumahan yang ada di Depok saat ini dan harga lahan yang semakin mahal, lanjut Wijayanto, kebijakan tentang rumah vertikal itu pada dasarnya memperbolehkan semua pengembang melakukan pengembangan asalkan sesuai aturan, seperti RTRW, koefisien dasar bangunan dan lainnya.

"Depok kian berpotensi untuk rumah susun (vertikal)," ujar Wijayanto.

Memperkuat pendapat Wijayanto, Direktur Utama Orchid Realty, Mujahid, mengatakan bahwa hunian vertikal saat ini dapat menjadi solusi utama di pusat kawasan bisnis (CBD) Margonda, Depok. Di kawasan tersebut harga lahan rata-rata sudah menyentuh Rp 20 juta meter persegi (m2).

Menurut dia, dua atau tiga tahun terakhir ada dua tipe apartemen yang paling banyak dipasarkan di Depok, yaitu apartemen untuk hunian mahasiswa dan hunian keluarga. Permintaan untuk hunian mahasiswa bahkan masih yang paling tinggi, mengingat semakin meningkatnya jumlah mahasiswa  yang kuliah di UI dan Gunadarma.

Mujahid menurutkan, tipe apartemen yang banyak diminati itu tipe studio dengan kisaran harga Rp300 sampai Rp 500 juta. Sebagai alumni UI yang dulu akrab dengan kawasan Margonda, lanjut Mujahid, tren indekos itu dia alami sendiri hingga menjadi pebisnis properti.

"Saat ini ada 45.000 mahasiswa di UI Depok. Ini aset dan sudah menyebabkan Margonda terus tumbuh, dari bisnis kuliner sampai gaya hidup, termasuk produk properti. Banyak orang, terutama mahasiswa memilih tinggal di sekitar UI. Perlu dicatat, 60 sampai 70 persen mahasiswa memilih kos ketimbang bolak-balik ke rumahnya di Jakarta. Ini yang mendorong bisnis hunian sewa di Depok tinggi," ucap Mujahid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com