KOMPAS.com – Depok itu tak lebih hanya dusun kecil, dan terpencil. Isinya hutan belantara dan semak belukar.
Pada 18 Mei 1696, tanah dusun itulah yang kemudian dibeli oleh Cornelis Chastellen, seorang petinggi Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Tanah itu meliputi Depok dan sedikit wilayah Jakarta Selatan, Ratujaya, dan Bojonggede.
Selain mengelola perkebunan, Cornelis juga menebarkan ajaran agama Kristen kepada para pekerjanya yang datang dari berbagai wilayah Nusantara. Untuk kebutuhan misi itulah dia mendirikan padepokan kristiani yang dinamakan dengan De Eerste Protestante Organisatie van Christenen atau disingkat Depok.
Berdasarkan historisnya, dari situlah sebetulnya asal mula nama Depok. Sampai pada 1871, Pemerintah Belanda akhirnya mengizinkan daerah Depok punya Pemerintahan dan Presiden sendiri setingkat Gemeente atau Desa Otonom.
Kondisi Tol Cinere-Jagorawi Seksi II yang menghubungkan Jalan Raya Bogor dan Kukusan, Beji, Depok.
Tahun ini, terhitung sejak Cornelis membeli tanah itu, usia Depok sudah 321 tahun. Depok bukan lagi dusun kecil, berhutan dan penuh semak belukar.
Bahkan, setelah kemerdekaan RI, Depok yang bermula cuma sebuah kecamatan di lingkungan kewedanan Parung, Bogor, terus berkembang. Selain wilayahnya luas, penduduknya juga semakin padat.
Depok lambat laun terus berkembang, terutama setelah Perumnas masuk dan membangun perumahan pada 1975. Nama kota ini juga makin bersinar setelah Universitas Indonesia (UI) dibangun di wilayah itu. Sampai akhirnya, pada 1981, Depok dibentuk menjadi Kota Administratif yang wilayahnya mencakup tiga kecamatan dan 17 desa.
Sekarang? Depok malah sudah sejajar dengan para “tetangganya” yang masuk dalam lingkar Jabodetabek. Kota ini sudah menjadi buffer city atau penyangga bagi kota-kota yang masuk dalam lingkar itu, terutama DKI Jakarta.
Buntutnya, sebagai akibat pemekaran wilayah berdasarkan Peraturan Daerah nomor 08/2007, wilayah Kota Depok kini meliputi 11 kecamatan, antara lain Beji, Pancoran Mas, Cipayung, Sukmajaya, Cilodong, Limo, Cinere, Cimanggis, Sawangan, serta Bojongsari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.