Sementara sebagian besar ruas lainnya dalam kondisi mulus karena baru dilapisi aspal. Fatamorgana menyembul di kejauhan merefleksikan daun kelapa sawit yang bergerak melambai ditiup angin.
Rian memacu kendaraan dengan kecepatan 100 kilometer per jam. Bahkan, di titik-titik tertentu, kecepatan bisa mencapai 120 kilometer per jam. Waktu tempuh pun lebih singkat, hanya 2,5 jam.
"Sebelum diperbaiki tahun lalu, jalan ini rusak parah. Perjalanan bisa 4 jam sampai 5 jam," ungkap Rian.
Sayang, kondisi mulus di lintasan Bupul-Erambu-Muting, tak didapati di Getentiri atau batas wilayah Kabupaten Merauke dengan Kabupaten Digoel.
Di jalur ini, kerusakan parah terpampang nyata. Sebagian ruas berlubang besar laiknya kubangan dengan kedalaman lebih dari 50 sentimeter.
Bahkan, sebagian jalur lainnya berlumpur untuk tidak dikatakan masih merupakan tanah terbuka berwarna merah sehingga rentan dilalui oleh kendaraan biasa dengan roda rendah.
"Ini jalur neraka. Banyak mobil mogok karena masuk kubangan," sebut Soleh.