Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Skema Ideal dan Manfaat Bantuan Perumahan Swadaya

Kompas.com - 11/10/2016, 07:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

Perubahan skema ke arah pembentukan komunitas-komunitas perumahan dianggap Jehansyah memberikan dampak panjang dan berkelanjutan karena membuat mereka paham tentang tabungan perumahan.

"Sehingga muncul solidaritas bersama mereka untuk menyediakan perumahan secara bersama-sama meskipun misalnya tabungan perumahan itu nilainya kecil," tambah dia.

Meskipun kecil, lanjut Jehansyah, tabungan perumahan itu didapat dari proses menabung kelompok perumahan swadaya yang berujung pada komitmen dan kemandirian.

Realisasi

Melalui skema belanja barang atau bansos ini Kementerian PUPR telah mengklaim berhasil meningkatkan sebanyak 82.245 unit RTLH dengan dana mencapai Rp 1,1 triliun.

Pada tahun ini, Direktorat Rumah Swadaya Kementerian PUPR menaikkan target peningkatan kualitas RTLH melalui program BSPS.

"Pada 2016 ini target kami 94.210 unit dengan rincian 93.210 unit peningkatan kualitas rumah tak layak huni dan seribu untuk pembangunan rumah baru," ungkap Jhony.

Untuk itu, Jhony mengakui telah menyiapkan alokasi anggaran senilai Rp 1,53 triliun agar bisa merealisasikan target tersebut.

Rinciannya, Rp 1,5 triliun untuk peningkatan kualitas rumah tak layak huni dan sisanya Rp 30 miliar untuk pembangunan rumah baru.

Salah satu wilayah yang menjadi target penyaluran BSPS adalah Kecamatan Cibingbin di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.

"Di Kecamatan Cibingbin ini ada 2.302 unit rumah yang tidak layak huni. Selama 2015 kemarin sudah ada 598 unit yang tertangani di seluruh Kecamatan Cibingbin," ujar Bupati Kuningan Acep Purnama, saat mengunjungi warga di Desa Citenjo, Kecamatan Cibingbin, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (8/10/2016).

Jumlah itu, sambung Acep, tersebar di empat desa, yakni 157 unit di Desa Citenjo, 164 unit di Desa Sukamaju, 117 unit di Desa Bantar Panjang, dan 160 unit di Cipondok.

Salah satu warga Desa Citenjo bernana Dersih (51) menyatakan, dia sangat terbantu dengan program BSPS ini lantaran kondisi rumahnya sudah tak layak huni dan penghasilannya dengan bekerja sebagai buruh tani tak memungkinkan untuk melakukan renovasi.

"Saya menghaturkan terima kasih kepada Bupati, Kades Citenjo, dan Kementerian PUPR untuk program BSPS Rp 10 juta sehingga membuat rumah saya sekarang sudah layak huni," tutur Dersih.

Dersih mengakui, dalam meningkatkan kualitas rumahnya, dia dibantu secara gotong-royong oleh masyarakat Desa Citenjo. Dalam waktu setengah bulan sejak pengerjaan, perkembangannya sudah mencapai 30 persen.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, rumah milik Dersih sudah memiliki atap berupa genteng dan dinding bata yang tadinya hanya bilik bambu dan sumemiliki atap berupa genting.

Rumah seluas 6x8 meter persegi itu telah memiliki jendela dan pintu di bagian kamarnya, namun belum belum diberikan plafon atau langit-langit pada bagian atas rumahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com