JAKARTA, KOMPAS.com - Real Estat Indonesia (REI) menyarankan pemerintah untuk kembali meluncurkan program subsidi perumahan melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahap kedua.
Saran ini muncul lantaran tingginya permintaan perumahan subsidi dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Tingginya permintaan tersebut, tak diimbangi dengan ketersediaan dana yang cukup dan bisa diakses oleh pengembang guna membangun rumah bagi MBR.
Karena itu, FLPP tahap kedua pun diharapkan segera bergulir. Terlebih sampai saat ini masih banyak masyarakat bukan golongan MBR belum memiliki rumah.
"Kami meminta, mestinya ada FLPP paket dua yang diberikan ke MBR yang gajinya Rp 4 juta-Rp 8 juta. Itu tergolong MBR jika tinggal di kota," kata Ketua Umum REI Eddy Hussy, di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Imbasnya, lanjut Eddy, jika harganya tidak disesuaikan dengan mereka yang hidup di perkotaan maka suplai perumahan bakal berkurang.
MBR yang dimaksud Eddy itu adalah mereka dengan profesi PNS, TNI, atau Polri dan yang menghabiskan waktu kerja dan hidupnya di area perkotaan.
Penyesuaian harga pun perlu dilakukan pemerintah untuk FLPP jilid dua ini. Sekarang harga rumah subsidi ditaksir Rp 140 juta sampai Rp 180 juta.
"Maka harganya mungkin bisa ditambah dari rentang Rp 180 juta-Rp 250 juta dan Rp 250 juta ke Rp 400 juta. Nah mereka ini tinggal pilih sesuai gaji yang mereka terima," ujar Eddy.
Terkait realisasi FLPP tahap dua ini Eddy mengaku sudah melakukan semacam focus group discussion (FGD) dan tinggal menunggu kepastian dari pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.