Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MRT Jakarta Gunakan Teknologi Paling Mutakhir

Kompas.com - 27/07/2016, 19:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan mass rapid transit (MRT) di Jakarta diakui terlambat. Padahal, wacana MRT sudah muncul sejak 1986.

Meski demikian, menurut Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami, ada keuntungan di balik keterlambatan tersebut.

Pasalnya, MRT Jakarta dibangun dengan sistem teknologi terkini, yaitu Automatic Train Operation (ATO).

"Kalau dulu kita sudah mulai, mungkin kita harus upgrade ke sistem ini. Karena kalau boleh dikatakan, ini sistem terakhir di dunia," ujar Dono di Kantor MRT Jakarta, Rabu (27/7/2016).

Ia mengatakan, sistem ini menjadi idaman perusahaan sejenis di perkertaapian karena dinilai sangat aman.

Dono bahkan menyebut fitur terbaik ATO adalah dari sisi keamanannya. Hal ini disebabkan, sistem ini lebih banyak dikontorol oleh manusia.

"Tetap ada manusia untuk kontrol operasionalnya. Tapi itu sudah secara otomatis," kata Dono.

Ia mencontohkan, jeda waktu di antara dua rangkaian MRT diatur selama 5 menit. Dono menjamin, setiap 5 menit kereta akan tiba.

Hal tersebut sangat mungkin karena kereta akan melakukan penyesuaian secara otomatis terhadap kecepatan dan jarak di antara rangkaian untuk mencapai stasiun tiap 5 menit.

Kecanggihan teknologi ini juga dapat dilihat dari masinis yang tidak langsung mengemudikan kereta.

Selain ATO, teknologi lain MRT Jakarta adalah dari sisi persinyalan yang menggunakan Communication Based Train Control atau CBTC.

"CBTC ini tergolong baru, bahkan MRT Sidney, Australia baru akan bermigrasi ke teknologi ini di 2017 atau paling lambat 2018," sebut Dono.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau