Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menuju "World Class City", Surabaya Kembangkan Trem dan MRT

Kompas.com - 01/07/2015, 14:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com- Rencana induk tata ruang wilayah (RTRW) Surabaya sudah dibuat sejak 1973. Ketua pembentukan rencana induk tersebut, Johan Silas, mengatakan pembangunan infrastruktur Surabaya kemudian berpedoman pada RTRW ini.

"Perubahan Surabaya yang semakin maju ini, merupakan hasil kerja keras hampir 50 tahun yang lalu," ujar Johan yang juga guru besar tata kota Institut Teknologi Sepuluh November, di Surabaya, Ahad (28/6/2015).

Johan memaparkan beberapa rencana tata kawasan di Surabaya dan sekitarnya, antara lain adalah Gerbangkertosusila, yang merupakan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP). SWP ini mencakup Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Kawasan tersebut adalah kawasan metropolitan yang berpusat sentrumnya ada di Surabaya.

Dalam pengembangannya, Gerbangkertosislo sudah dibagi menjadi beberapa zona, yakni pusat perkotaan baru, kawasan yang berpotensi berkembang pusat, perkotaan utama sebagai pusat klaster, perkotaan lain sebagai wilayah pengembangan kegiatan permukiman dan perkotaan.

Gerbangkertosusila juga didukung beberapa pelabuhan, yaitu Pelabuhan Utama yang mengacu pada Tanjung Perak di dalam satu sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di Teluk Lamong. Ada pula Pelabuhan Pengumpul yang meliputi pelabuhan Tanjung Wangi, Bawean, Gresik, Pasuruan, Probolinggo, Kalbut, Telaga Biru, Kangean, Sapudi, dan pelabuhan Sapeken. Sementara Pelabuhan Pengumpan meliputi pelabuhan Banyuwangi, Panarukan, Branta, Kalianget, Tuban, Masalembu, Taddan Camplong, Besuki, Jangkar, Gayam, P. Raas, dan pelabuhan Sepulu.

Sementara itu, jika melihat pertumbuhan populasi di Gerbangkertosusila, kata Johan, jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Populasi penduduk Surabaya sendiri tidak terlalu drastis, dan lebih disebabkan pendatang non-residen.

Tahun ini, jumlah penduduk Surabaya mencapai 3.053.887 jiwa, diprediksi meningkat pada 2025 menjadi 3.177.126 jiwa.

Johan menambahkan, pertumbuhan ekonomi Surabaya selalu di atas pertumbuhan ekonomi Nasional dan Jawa Timur. "Tahun 2015 diprediksi economic growth Surabaya mencapai 6,5 persen-7,0 persen. Sementara Jawa Timur 6,0 persen-6,4 persen," sebut Johan.

Perkembangan di Surabaya

Guna merespon pertumbuhan ini, Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya akan mengembangkan beberapa infrastruktur dan fasilitas untuk menuju kota berkelas dunia. Menurut Johan, pada pengelolaan sampah misalnya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, bisa mengecek setiap waktu meski tidak berada di tempat.

"Lewat gawai, wali kota bisa mengecek termasuk jumlah sampah yang masuk," kata Johan.

Dalam waktu dekat, tambah Johan, pemkot akan mengembangkan rencana pengelolaan sampah di Benowo. Area ini mencakup 130.276 meter persegi yang dibagi menjadi dua zona, yaitu 63.511 meter persegi dan 67.274 meter persegi. Kapasitas pengolahan sampah bisa mencapai 1.000 ton per hari dengan tingkat residu 8-10 persen.

Adapun di bidang transportasi, pemkot merencanakan mass rapid transit (MRT) terintegrasi. Angkutan massal ini akan dipusatkan di Stasiun Gubeng, Pasar Turi dan Stasiun Wonokromo. Untuk tahap pertama, akan dibuat double track Gubeng Juanda dan Mojokerto. Tahap kedua adalah double track dari Pasar Turi ke Bojonegoro. Sementara tahap ketiga, akses ke arah Gresik dan Lamongan.

Selain MRT, Surabaya juga akan memiliki trem atau kereta yang memiliki rel khusus di dalam kota. Rencananya trem ini akan melayani penumpang di sepanjang utara hingga ke selatan Surabaya. Pada fase pertama, pembangunannya melintasi jalur Perak-Wonokromo sepanjang 17,14 kilometer.

"Keistimewaan trem ini, tidak akan pernah ketemu lampu merah. Sistem lalu lintas nanti menerapkan intelligent traffic system yang secara otomatis akan menurunkan palang kereta api saat trem lewat sehingga lalu lintas di sekitarnya akan dihentikan," jelas Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com