Indikasinya jelas. Menurut studi residensial keluaran Knight Frank, harga lahan di koridor utara jalur MRT yakni Thamrin dan Sudirman sudah melonjak sebanyak 30 persen hingga 40 persen pada tahun lalu. Demikian halnya dengan Lebak Bulus yang bakal menjadi area hot baru.
Associate Director Research and Consultancy Knight Frank, Hasan Pamudji, menjelaskan, koridor Lebak Bulus yang dilalui jalur MRT akan menarik investor untuk mengembangkan properti multifungsi (mixed use) dan pembeli yang ingin mendapat keuntungan lebih. Keuntungan tersebut tidak saja waktu tempuh yang lebih singkat, juga ongkos transportasi dan tenaga.
"Kami memperkirakan harga tanah akan meroket lebih dari 20 persen sampai selesainya pembangunan MRT dan secara resmi beroperasi pada 2018 mendatang," ujar Hasan dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (23/6/2014).
Meski pembangunan jaringan transportasi publik dapat mendongkrak harga lahan, namun latar belakang politik juga berperan penting dan berdampak terhadap sentimen pasar properti di Jakarta, khususnya dan Indonesia secara keseluruhan.
Hasil Pemilihan Umum sangat ditunggu pasar perumahan. Oleh karena itu, sejak awal 2014 hingga memasuki kuartal kedua, pertumbuhan hunian, terutama kondominium Jakarta mengalami perlambatan.