KOMPAS.com - Ini mungkin sebuah ironi, di tengah kondisi kekurangan
pasokan hunian baru, Inggris dan Wales justru menyimpan lebih dari satu juta rumah tak berpenghuni.
Kondisi ini berpotensi mengancam perpecahan di kalangan masyarakat Inggris.
Kantor Statistik Nasional (The Office for National Statistics atau ONS) mengutip data terakhir tahun 2011, bahwa terdapat 1,1 juta rumah dibiarkan kosong. Jumlah ini meningkat 185.000 unit selama lebih dari satu dekade. Sebaliknya, permintaan untuk rumah baru meningkat tajam.Angka-angka ONS juga menunjukkan bahwa 18 persen dari total jumlah rumah kosong tersebut dijadikan sebagai instrumen investasi. Naik, 12 persen dari sepuluh tahun sebelumnya.
"Statistik hari ini mengkonfirmasi bahwa pasar perumahan Inggris telah rusak, dan berpotensi menciptakan perpecahan di kalangan masyarakat. Orang kaya mampu membeli rumah sebanyak mungkin dan membiarkannya kosong atau disewakan, sementara banyak orang yang tidak bisa membeli dipaksa untuk menyewa rumah sempit dengan harga tinggi," ujar juru bicara Generation Rent, Dan Wilson Craw.
Dia melanjutkan, pemerintah tidak memiliki keinginan untuk membalikkan tren ini dengan skema bantuan pembelian. Kalangan masyarakat berpendapatan rendah dipaksa menyewa rumah-rumah milik orang kaya yang menjadi alat investasinya.
Ledakan populasi
Lepas dari tren rumah-rumah kosong, menurut Federasi Perumahan Nasional, terdapat peningkatan kebutuhan rumah yang terjadi seiring ledakan jumlah populasi. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, sebab akan memberikan tekanan pada tambahan pasokan rumah baru.
Betapa tidak mengkhawatirkan, sekitar 6,9 juta anak lahir pada kurun 2001-2011. Mereka akan menambah jumlah calon pembeli rumah pertama. Sementara di sisi lain, pasokan rumah baru yang terbangun hanya 1,6 juta unit dalam periode yang sama. Diprediksikan, pada 2020 mendatang kebutuhan rumah akan melonjak dan harga pun meroket sekitar 40 persen.Pemerintah Inggris menguatkan data tersebut. Mereka mencatat, kebutuhan rumah baru sekitar 290.500 per tahun hingga 2030 mendatang. Sayangnya, tingkat ketersediaan hanya setengah dari kebutuhan tersebut. Beberapa investor properti membeli rumah dan menjadikannya sebagai instrumen investasi dengan harapan keuntungan dari kenaikan harga. Perilaku investor inilah yang dituding sebagai penyebab habisnya pasokan rumah di pasar, sehingga berpotensi menaikkan harga jual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.