JAKARTA, KOMPAS.com - Konstruksi mass rapid transit (MRT) meliputi pembangunan terowongan jalur bawah tanah (tunnel) mulai dari Senayan sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga sekarang masih terus dikebut pekerjaannya.
Pembangunan ini menggunakan empat mesin bor bawah tanah pada paket pekerjaan konstruksi bawah tanah.
"Kami sekarang sedang tunneling work (membangun terowongan). Panjangnya 3.412,5 meter. Rencananya pekerjaan tunneling selesai pada akhir tahun 2016," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami, di Kantor MRT Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Dalam pekerjaannya di lapangan, dua mesin bor dioperasikan dari arah selatan ke arah utara, yaitu Patung Pemuda Senayan.
Sementara dua mesin bor bawah tanah lainnya dioperasikan dari arah utara (Bundaran HI) menuju arah selatan.
Mesin bor pertama (Antareja) mulai digunakan sejak bulan September 2015, sedangkan mesin bor kedua Antareja II sejak bulan November 2015.
Bor Antareja berhasil membuat terowongan jalur MRT bawah tanah sampai dengan Stasiun Istora dengan total panjang 934,5 meter.
Sedangkan untuk bor Antareja II telah berhasil membuat terowongan jalur MRT bawah tanah sampai dengan Stasiun Istora dengan total panjang 930 meter.
Saat ini mesin bor pertama, Antareja dan mesin bor kedua, Antareja II, tengah digunakan untuk melanjutkan pekerjaan pengeboran dari Stasiun Istora menuju Stasiun Bendungan Hilir.
Sementara itu, kerja dua mesin bor bawah tanah lainnya, bernama Mustikabumi I dan Mustikabumi II juga sudah menunjukkan hasil.
Mustikabumi I telah bekerja mulai dari titik Bundaran HI sejak Februari 2016. Hingga 26 Juli 2016, bor ini telah berhasil membuat terowongan dari Stasiun Bundaran HI menuju Dukuh Atas 682,5 meter.
Sedangkan untuk Mustikabumi II, telah mulai beroperasi dari lokasi yang sama sejak April 2016. Progres pengerjaannyatelah mencapai 441 meter.
Kedua mesin bor ini bergerak melakukan penggalian membuat terowongan jalur bawah tanah MRT menuju arah Selatan hingga menembus Stasiun Dukuh Atas dan akan dilanjutkan hingga berakhir di Stasiun Setiabudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.