JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat hunian gedung-gedung perkantoran di area Central Business District (CBD) Jakarta terus menurun.
Tren tersebut terjadi selama dua tahun terakhir dan diperkirakan akan terus terjadi selama dua tahun ke depan.
"Okupansi kita prediksikan turus turun sampai 2018 karena kemampuan pasar terbatas di angka 250.000 sampai 300.000 per meter perseginya sementara suplainya sampai 500.000 per meter persegi," elas Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto, di Jakarta, Rabu (29/6/2016).
Colliers mencatat, okupansi pada kuartal II 2016 ini berada di angka 85,6 persen pada semua tingkat kelas gedung perkantoran dan menjadikannya paling rendah sepanjang sejarah sejak tahun 2005.
Penurunan okupansi pun terjadi di semua tingkatan gedung perkantoran grade A dan kelas premium. Bila dibandingkan dengan kuartal II 2015, okupansi gedung perkantoran grade A pada kuartal II 2016 mengalami penurunan signifikan sebesar 14,4 persen dari 95,8 persen menjadi 74,4 persen.
Sedangkan untuk gedung perkantoran kelas premium mengalami kenaikan dari kuartal II 2015 sebesar 5,9 persen dari 81,5 persen menjadi 87,4 persen.
Penurunan okupansi yang terjadi antar kuartal dipicu oleh peningkatan suplai area perkantoran sebesar lebih dari 200.000 meter persegi selama kuartal tersebut dan didukung dengan tingkat kekosongan yang tinggi.
"Pasar yang mengalami perlambatan membuat permintaan kantor menurun dan performa okupansi saat ini sendiri banyak dipengaruhi aktivitas relokasi penyewa ke tempat atau gedung perkantoran baru," tandas Ferry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.