Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Jembatan Antapani Akan Dipakai di Pelintasan Kereta Api

Kompas.com - 10/06/2016, 20:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Inovasi jembatan layang (flyover) hasil penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diterapkan pertama kali di persimpangan Antapani, Kota Bandung.

Sebagai proyek percontohan, pembangunan ini diharapkan bisa diterapkan juga di tempat-tempat lain, khususnya di persimpangan sebidang atau pelintasan kereta api. Saat ini, sebanyak 86 persen pelintasan kereta api tidak dijaga.

"Kami akan minta ke Balitbang untuk melihat satu lokasi lagi, khususnya di persimpangan-persimpangan sebidang bagi kereta api, dan akan dibangun tahun ini, untuk menunjukkan bahwa baja ini juga bisa untuk itu," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di lokasi proyek jembatan layang Antapani, Bandung, Jumat (10/6/2016).

Pembangunan jembatan layang Antapani merupakan yang pertama menggunakan teknologi struktur baja bergelombang dengan bentang 44 meter di Indonesia.

Pembangunan jembatan layang ini bertujuan mengatasi kemacetan di persimpangan sebidang Antapani, tepatnya di Jalan Jakarta-Terusan Jakarta yang selama ini menjadi sumber kemacetan.

Senada dengan Basuki, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, pelintasan kereta api yang sebidang dengan jalan raya harus dihilangkan.

"Tadi sudah disampaikan terkait dengan kereta api yang menjadi sumber kecelakaan yang menelan banyak korban jiwa," ucap pria yang kerap dipanggil Emil tersebut.

Dengan desain jalan layang, kata Emil, tentu tingkat fatalitas kecelakaan akan berkurang. Selain itu, inovasi dari Balitbang juga memungkinkan pembangunan jalan layang tidak banyak menelan biaya.

Pembangunan jembatan layang Antapani sendiri merupakan proyek kerja sama antara Pusjatan Balitbang Kementerian PUPR, Pemerintah Kota Bandung, dan PT Posco Steel Korea.

Dari total anggaran Rp 33,5 miliar yang dibutuhkan untuk pembangunan, komposisinya Rp 21,5 miliar berasal dari anggaran Pusjatan, Rp 10 miliar dari Pemerintah Kota Bandung, dan Rp 2 miliar dari Posco Steel Korea dalam bentuk komponen material.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau