JAKARTA, KOMPAS.com - Perlambatan ekonomi yang berdampak pada turunnya pertumbuhan bisnis properti memaksa beberapa pengembang melakukan konsolidasi.
Tak sedikit pula yang mengubah orientasi bisnisnya dengan menerapkan strategi memperkuat pasar, dan sektor tertentu yang membuka peluang lebih besar untuk terus bertumbuh.
Aksi ubah strategi tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, menurut Chairman Ciputra Group, Ciputra, pelemahan bisnis properti ini akan terus berlangsung hingga akhir tahun 2016.
Kecuali bila Pemerintah dan DPR segera memutuskan RUU Pengampunan Pajak atau tax amnesty, pemulihan bisnis properti akan terjadi lebih cepat.
"Jika pengampunan pajak diberlakukan, sektor properti akan segera pulih," jelas Ciputra kepada Kompas.com, di Artpreneur Ciputra World Jakarta, Senin (23/5/2016).
Pengampunan pajak, sambung Ciputra, akan mendorong investor khususnya kelas menengah atas berani membelanjakan uangnya.
"Selama ini, investor selalu ditanya sumber dananya dari mana saat membeli properti. Padahal kan sumber uang investor atau konsumen untuk membeli properti kan tidak tentu," imbuh Ciputra.
Dan sektor properti yang pertama bangkit, adalah perumahan. Menurut Ciputra, perumahan akan terus dibangun, tidak saja di kota-kota besar melainkan hingga ke daerah.
Menyusul kemudian adalah pusat belanja. Kebutuhan ruang ritel di daerah masih dinilai lumayan besar. Terlebih infrastruktur di daerah tengah dikebut pembangunannya.
Berikutnya adalah sektor perhotelan ramah biaya atau budget hotel yang juga dianggap Ciputra sangat lumayan tinggi permintaannya di berbagai daerah.
Sementara perkantoran merupakan sektor yang paling terakhir pulih alias ekor dari kebangkitan bisnis properti.
Ubah pasar incaran
Pelemahan bisnis properti juga memaksa beberapa pengembang mengubah atau setidaknya menggeser orientasi pasar yang dibidik.
Salah satunya adalah PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Pengembang ini sekarang lebih memfokuskan diri pada proyek untuk kalangan menengah ke bawah.
Produk terbarunya yakni Podomoro Golf View di Cimanggis, Depok, dibanderol dengan harga perdana kurang dari Rp 300 jutaan.
Sementara produk lainnya yakni Podomoro Park di Klender, Jakarta Timur, bakal disulap menyerupai Kalibata City.
Tak hanya APLN, imperium properti lainnya yakni Ciputra Group juga fokus pada pengembangan pasar yang dinilai lebih gemuk.
Produk untuk kalangan kelas menengah-atas dan menengah-bawah diperbanyak, sementara produk untuk kelas premium masih terus dikaji kelayakannya.
Mereka sukses menjual 200 unit rumah hanya dalam sehari di CitraGrand Galesong City, Gowa, Sulawesi Selatan.
Tak cukup di situ, Ciputra Group juga akan melahirkan produk seharga Rp 115 jutaan di Maja, Lebak, Banten, sebagai kewajiban memenuhi aturan hunian berimbang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.