Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budaya Nelayan akan Hilang Jika Reklamasi Terus Dilanjutkan

Kompas.com - 15/05/2016, 13:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Dampak negatif reklamasi antara lain adalah pencemaran lingkungan. Dikhawatirkan, reklamasi malah membuat sedimentasi laut semakin tinggi dan mata pencarian nelayan akan hilang.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bidang Kemasyarakatan dan Kebudayaan Henny Warsilah menjelaskan, selain dari sisi lingkungan, dampak negatif reklamasi juga dikhawatirkan akan memengaruhi aspek sosial dan budaya.

“Sebetulnya, aspek sosial yang kurang banyak dilihat oleh pengembang. Padahal di sana ada nelayan, petani tambang, ada buruh, banyak sekali kan?” ujar Henny Warsilah saat diskusi National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di Jakarta, Jumat (13/5/2016).

Menurut Henny, dampak ini perlu diperhatikan juga karena peran budaya lokal nelayan bisa hilang. Di satu sisi, nelayan memiliki pengembangan budaya yang sangat bagus.

Mereka memiliki rasa kekeluargaan, saling percaya, dan keinginan untuk  mengembangkan tradsi alam dalam menjaga ekosistemnya.

Kalau lingkungan berubah, Henny menduga budaya akan hilang atau tidak mendalam seperti budaya nelayan lainnya.

“Tentunya akan ada kesenjangan sosial terhadap kelompok miskin yang bertentangan dengan kelompok (penghuni) apartemen,” sebut Henny.

Ia menambahkan, nelayan ditinggalkan begitu saja dan pengembang membangun apartemen. Padahal, nelayan tidak punya budaya di rumah dengan tingkat tinggi.

Biasanya, nelayan tinggal di atas tanah atau air. Lagipula, nelayan juga tidak akan mampu untuk membeli unit apartemen di lahan reklamasi.

Budaya tinggal di apartemen atau rumah susun juga berbeda dengan budaya orang Indonesia kebanyakan. Berbeda seperti rumah tapak, rumah susun atau apartemen terlalu sempit dan tidak layak huni.

“Ini juga akan menimbulkan gaya hidup baru atau akan muncul eksklusivitas. Bayangkan, dari kelompok ekosistem secara sosial yang rentan, begitu ada budaya baru tentu yang akan datang dari kelompok pemilik dana dan pemilik industri,” jelas Henny.

Lebih lanjut, nelayan yang masuk dalam kelompok miskin, tidak diberdayakan ekonominya. Hal ini menyebabkan interaksi publik juga berkurang.

Pantai yang tadinya milik bersama, menjadi eksklusif hanya bagi orang-orang di ruang -ruang kapital.

Reklamasi Teluk Jakarta dasarnya ekonomi semata bukan atas dasar sosial,” tandas Henny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau