Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Han Awal, Penjaga Etika dan Legenda Arsitektur Indonesia

Kompas.com - 15/05/2016, 11:12 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Kami sedih ditinggalkan guru, penjaga etika, sekaligus arsitek besar Indonesia."

Kalimat tersebut keluar dari bibir Ketua Umum IAI Ahmad Djuhara yang disampaikannya kepada Kompas.com, Minggu (15/5/2016), saat mengenang mendiang Han Awal. 

Han Awal tutup usia pada Sabtu (14/5/2016). Meninggalnya Han Awal merupakan kehilangan besar bagi Indonesia.

Dia bersama Sandi Siregar dan Achmad Noe'man merupakan arsitek besar, tegar, sekaligus teguh menjalankan prinsip-prinsip etika profesi. 

Nama ketiganya, akan terus dikenang, tidak saja sebagai penjaga etika, melainkan juga penghasil karya-karya arsitektur luar biasa.

Han Awal adalah seorang legenda, arsitek serba bisa yang cemerlang 'membumikan' budaya dan juga perubahan kota, manusia, dan lingkungan sekitarnya menjadi karya yang tak lekang ditelan masa. 

"Kami betul-betul kehilangan sosok tempat bertanya terutama masalah etika profesi. Setelah Munas IAI 2015 di Medan, kita kehilangan orang-orang penting Sandi Siregar, Achmad Noe'man dan sekarang Han Awal," tutur Djuhara.

Han Awal terlahir dengan nama Han Hoo Tjawan di Malang Jawa Timur, 16 September 1930.

Dia menyelesaikan pendidikan arsiteknya di Technische Hoogeschool di Delft, Belanda, dan Technische Universitata, Berlin Barat, Jerman, dan lulus pada 1960.

Direktur sekaligus Pendiri RUJAK Center for Urban Studies Marco Kusumawijaya berkisah dalam blognya, bahwa seorang Han Awal adalah modernis terakhir yang pergi dengan bercahaya.

"Beberapa bulan (mungkin tahun, saya tak ingat betul persisnya) setelah Suharto lengser, kami bertemu. Beliau berbisik kepada saya, kira-kira begini, 'Marco, itu ada teman-teman lama yang mengajak kembali berpolitik berdasarkan identitas Tionghoa, memanfaatkan perubahan dan kebebasan yang kini dimiliki orang Tionghoa, untuk menuntut apa-apa yang dulu kita ditekan," kisah Marco.

Belum sempat Marco menjawab, Han Awal memegang lengannya dan berbisik lebih halus lagi.

“Saya bilang, ah, kita dan politik seperti itu sudah masa lalu, lihat anak-anak kita sekarang (sambil matanya mengarah ke Yori Antar di kejauhan)…saya tak merasa mereka perlu dan perduli tentang identitas Tionghoa itu dibangun-bangunkan lagi. Biarlah mereka menjadi orang Indonesia baru secara alamiah, apa adanya," tutur Marco.

Han Awal merupakan produk pendidikan modern dengan dasar klasik, yang membuatnya mampu secara tepat memberi nilai pada kebaikan-kebaikan yang berbeda dalam banyak lingkungan dan masa, di luar gaya dan keterampilannya sendiri.

Keseluruhan praktik profesional Han Awal menunjukkan dirinya seorang modernis yang sangat menghargai dan mencintai warisan masa lampau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Berita
Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Berita
Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com