JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah hiruk-pikuk dan sengitnya kontroversi reklamasi di Pantai Utara Jakarta, Teluk Benoa Bali, dan Pantai Losari Makassar, ternyata ada pihak yang diam-diam menangguk untung.
Siapa dia? Dialah Boskalis International, perusahaan asal Belanda. Ini bukanlah sembarang nama, melainkan kontraktor reklamasi terbesar abad ini dengan rekam jejak proyek-proyek ikonis.
Sejak didirikan pada 1910, Boskalis tercatat telah mengerjakan proyek-proyek infrastruktur dan reklamasi skala masif di seluruh dunia.
Sebut saja reklamasi berupa pulau dan laguna buatan di Spanyol, Brasil, Inggris, Korea Selatan, Maladewa, dan Panama.
Ekspansi Terusan Suez di Mesir yang membutuhkan jutaan meter kubik pasir juga dikerjakan oleh Boskalis International pada 2014-2015 lalu.
"We are very happy. Kami senang telah ditunjuk sebagai kontraktor reklamasi proyek-proyek di Indonesia. Ini proyek-proyek besar. Center Point of Indonesia dan Pluit City. Senang bisa bekerja sama dengan pengembang-pengembang besar," ujar Board Management Boskalis International Indonesia, Theodorus Baartmans.
Untuk proyek pulau artifisial milik APLN, Boskalis International menggandeng rekan sejenis yang juga asal Belanda, yakni Van Oord.
Keduanya meraup nilai kontrak sebesar Rp 4,9 triliun untuk tugas merancang dan membangun pulau buatan Pluit City dengan target penyelesaian reklamasi pada 2018.
Pembangunan pulau baru ini mencakup 161 hektar lahan yang terbagi dalam lima tahap pembangunan. Tahap pertama membutuhkan lebih dari 20 juta meter kubik pasir yang dikeruk.
Kapal keruk besar dikerahkan untuk dua kegiatan pengerukan dan reklamasi, dengan sumber pasir lokal.
Pluit City mencakup ruko dan vila sebanyak 1.200 unit, 15.000 unit apartemen dalam 20 menara, perkantoran, hotel, perumahan, pusat belanja, taman (central park) seluas 8 hektar, serta plaza outdoor dan indoor seluas 6 hektar.
Sementara itu, untuk proyek KSO Ciputra Yasmin, Boskalis International menggarap reklamasi Center Point of Indonesia (CPI) di Pantai Losari, Makassar, seluas 157,23 hektar.
Jangka waktu pelaksanaan reklamasi sepanjang dua puluh empat bulan sejak penandatanganan kontrak dilakukan pada Kamis (24/3/2016) sehingga pekerjaan tersebut diharapkan akan rampung pada bulan Maret tahun 2018.
Pada proyek reklamasi ini, KSO Ciputra Yasmin memulai dengan prioritas pengerjaan lahan yang akan diserahkan untuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan seluas 50,47 hektar.
"Penyerahan lahan reklamasi untuk fasilitas publik seluas itu sesuai perjanjian kerja sama yang telah disepakati," ujar Direktur Ciputra Group Harun Hajadi kepada Kompas.com.
Sementara itu, sebagian besar lahan reklamasi lainnya, seluas 106,76 hektar, akan dimanfaatkan untuk pengembangan megaproyek CitraLand City Losari.
Sisanya untuk reklamasi yang sudah dikerjakan kontraktor lokal plus fasilitas penunjang lainnya.
Harun memberikan angka estimasi untuk gross development value (GDV) Center Point of Indonesia sebesar Rp 30 triliun.
Sementara itu, GDV Pluit City senilai Rp 55 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.