JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,75 persen. Angka ini turun 25 persen dari BI Rate sebelumnya yang berada pada posisi 7 persen.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menargetkan bunga kredit bisa serendah-rendahnya, bahkan di angka satu digit.
Penurunan ini disambut positif oleh pengembang, karena bisa memengaruhi pasar properti untuk tumbuh lebih cepat.
"Penurunan suku bunga satu digit di akhir tahun, itu top banget. Sekarang sudah kelihatan fluktuasinya," ujar Wakil Ketua Umum REI Bidang Pembiayaan dan Perbankan Preadi Ekarto saat REI Ekspo di Jakarta Convention Center, Sabtu (2/4/2016).
Preadi berharap, dengan adanya penurunan BI Rate, ada peningkatan properti cukup besar. Biasanya, setelah ada kebijakan pemerintah seperti penurunan BI Rate, pasar Jabodetabek yang lebih dulu berjalan. Sementara daerah-daerah lainnya akan mengikuti.
Pertumbuhan properti juga dilihat dari upaya pemerintah untuk membelanjakan dana yang ada. Menurut Preadi, hal yang lazim terjadi adalah secara otomatis bisnis di sektor properti juga akan melompat.
"Gejalanya 3 bulan ini keliatan. Penjualan agak bergairah dan meningkat," jelas Preadi.
Peningkatan penjualan properti ini, lanjut dia, dipengaruhi oleh cuaca pada Februari. Di tahun-tahun sebelumnya, di bulan kedua tersebut cuaca tidak mendukung lantaran curah hujan yang cukup tinggi.
Dengan adanya hujan yang terus menerus, kunjungan konsumen ke proyek juga menurun. Namun, karena pada Februari silam cuaca cukup cerah, penjualan ikut meningkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.