Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Rumah Bekas Ternyata Menguntungkan, Contohlah Julia Robert!

Kompas.com - 14/03/2016, 17:51 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com
– Pada 2011 aktris Hollywood Julia Roberts membeli rumah di pinggiran Teluk Hanalei, Hawaii, Amerika Serikat, yang lokasinya hanya 70 meter dari pantai. Menurut Bloomberg.com, Julia merogoh kocek 13,4 juta dollar AS, setara sekitar Rp 176,7 miliar memakai kurs sekarang, untuk rumah itu.

Bernama The Faye Estate, rumah tersebut dibangun Hans Peter Faye—manajer perkebunan gula—pada 1915. Tak hanya nilai historis, dua pemandangan spektakuler juga menjadi "suguhan" rumah ini, yaitu birunya laut dan pegunungan Hawaii.

Faktor-faktor itulah yang membuat harga rumah berornamen kayu tersebut terus naik seiring waktu. Terbukti, saat Julia memutuskan menjual rumah itu empat tahun kemudian, harga jualnya melonjak menjadi 29,85 juta dollar AS. Cukup menggiurkan, bukan?

Julia membuktikan, membeli rumah seken (second hand) tak melulu membuat rugi. Malah, jika jeli memilih, hunian bisa jadi investasi menguntungkan. Anda juga bisa mengikuti jejak Julia, tapi ketelitian wajib jadi syaratnya.

Tentu, Anda tak perlu ikut memulai dengan angka miliaran rupiah seperti Julia untuk berinvestasi properti. Sama seperti investasi lain, Anda perlu menyesuaikan nilainya dengan kemampuan finansial. Jangan sampai peribahasa "mau untung malah buntung" menimpa Anda.

Berikut ini sejumlah tips untuk investasi properti, termasuk rumah tangan kedua:

Lingkungan

Sebelum membeli rumah, pastikan Anda sudah menyusuri area sekitar hunian, katakanlah sambil berjalan-jalan santai. Penentu orang mau membeli rumah bukan hanya bangunan megah, interior dahsyat, atau pemandangan elok.

Ada banyak faktor yang menentukan harga jual kembali bangunan kelak tetap tinggi, seperti kemudahan akses ke jalan raya. Jika isi kantong belum mencukupi untuk membeli rumah yang memiliki jalur langsung ke ruas tol atau jalan utama, coba cari alternatif hunian dengan jarak sedikit lebih jauh tetapi punya kualitas jalan yang bagus.

Fasilitas sekitar rumah perlu jadi pertimbangan pula. Di dalamnya tercakup lokasi sekolah serta rumah sakit atau klinik terdekat, termasuk fasilitas kendaraan umum dari dan menuju area kantor. Kian lengkap sarana dan prasarana yang tersedia, harga rumah akan terus merangkak naik dengan sendirinya.

Faktor keamanan pun penting dicermati. Pastikan area sekitar hunian aman dan ramah untuk ditempati keluarga. Anda bisa mengobrol dengan penduduk setempat, misalnya di tempat makan kawasan itu, untuk menggali lebih banyak informasi. Keuntungan tambahannya, Anda bisa pula mengukur-ukur harga rumah yang pantas di area itu.

Bangunan

Kondisi bangunan pasti wajib diperiksa. Namun sebelum itu, ada baiknya Anda lebih dulu memeriksa dokumen rumah.

Ya, teliti status kepemilikan rumah, izin bangunan dan tanah, juga riwayat finansial hunian. Jangan sampai bangunan itu punya tunggakan pajak atau malah jadi agunan ke bank.

Kalau dokumen beres, barulah kita bisa mulai berbicara kondisi bangunan. Rata-rata, hunian yang dirawat telaten akan tegak berdiri hingga 35 tahun.

Namun, bila rumah idaman sudah berumur 15 tahun apalagi lebih, ada baiknya teliti tiap sudut konstruksi bangunan. Jika perlu, ajaklah kolega yang tahu seluk beluk konstruksi bangunan atau sewa kalangan profesional untuk itu.

Kebanyakan rumah uzur memiliki masalah pada fondasi dan perbaikannya bakal makan banyak biaya. Tembok juga harus diperiksa, jangan sampai ada retakan-retakan berbahaya.

Lalu, cek pula kondisi atap bangunan, memastikan tidak akan bocor saat musim hujan. Intinya, jangan sampai harga beli rumah murah tapi biaya perbaikan membengkak.

schneider electric Miniature Circuit Breaker (MCB) dan Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB).
Pengaman

Kondisi pipa saluran air, kabel listrik, dan sambungan instalasi patut masuk daftar periksa pula. Jangan sampai ada kebocoran jaringan air dan listrik, dengan kondisi pipa, kabel, dan sambungan instalasi harus dipastikan masih layak.

Bila bangunan tak ada masalah berarti dan pilihan hati tak berubah, menambah pengaman untuk jaringan listrik bisa jadi pertimbangan. Lengkapi rumah dengan miniature-circuit breaker (MCB) sebagai pencegah terjadinya arus pendek.

Lebih baik lagi bila pemasangan MCB dibarengi dengan earth leakage circuit breaker (ELCB) agar aliran listrik utama terputus otomatis bila ada kebocoran arus listrik maupun korsleting. Dengan kedua alat itu, penghuni rumah akan aman dari bahaya tersetrum.

Namun, Anda bisa pula memasang residual current breaker with overcurrent (RCBO) yang menggabungkan fungsi MCB dan ELCB. Selain harga lebih ekonomis, RCBO juga mampu memutuskan listrik di di lokasi yang mengalami gangguan kebocoran arus, misalnya, ketika Anda tanpa sadar menyentuh konduktor listik saat mengganti bola lampu di kamar.

Nah, karena pengaman dari faktor semacam ini juga bisa jadi penambah "harga" sebuah rumah, sebaiknya pilih perangkat listrik Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk jaminan kualitas dan panjang umur pemakaian. Misalnya, Anda bisa memilih Domae RCBO Slim dari Schneider Electric, dengan teknologi RCBO tipis 18 milimeter pertama di Indonesia.

Siap berburu rumah tangan kedua?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau