JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memberikan dampak positif dan negatif bagi pasar Indonesia. Dampak positifnya, Indonesia terpacu untuk menciptakan produk dengan kualitas lebih baik.
Sementara dampak negatifnya, produk asing yang dengan mudah masuk Indonesia bisa membuat produk dalam negeri tersingkir.
Mantan Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AmkriI) Hatta Sinatra, mewaspadai hal ini justru berbahaya.
"Jadi jangan sampai indonesia yang (berpenduduk) 250 juta ini dari Sabang sampai Merauke dijadikan pasar. Kadang-kadang (MEA) itu juga bahaya apalagi produk dari China," ujar Hatta kepada Kompas.com, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Jumat (11/3/2016).
Hatta menuturkan, selain dari negara-negara ASEAN, produk dari China yang masuk pasar Indonesia bisa menganggu.
Produk China dengan mudah masuk Indonesia, sebaliknya saat Indonesia mau masuk pasar China, justru susah.
China memproduksi barang yang sangat banyak, antara lain barang-barang elektronik, bahan bangunan, alat rumah tangga, dan kendaraan bermotor. Barang-barang ini bisa dengan mudah menguasai pasar Indonesia, bahkan pasar global.
"Memang bahaya sekali dan kita dengan merek Indonesia gak bisa menang (melawan China). Mereka bisa bikin barang murah dan bagus. Kalau kita bikin barang yang belum tentu bagus tapi mahal," jelas Hatta.
Pada akhirnya, tambah dia, barang China membanjir di pasar Indonesia, membuat produksi dalam negeri tidak berdaya.
Meski sangat sulit bersaing dengan China, tetapi Hatta menyarankan produsen Indonesia tidak takut dengan barang-barang dari China.
Produsen Indonesia bisa bertahan asalkan menjaga kualitas produk. Misalnya, dengan memperkaya desain, produk Indonesia bisa bertahan dari gempuran barang-barang dari China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.