Menurut Survei Bank Indonesia atas Pertumbuhan Harga Properti Residensial kuartal IV-2015, harga residensial di kota Surabaya tumbuh rerata 4,92 persen. Rinciannya, rumah tipe kecil naik 5,98 persen, tipe menengah meningkat 4,92 persen, dan tipe besar 3,84 persen.
Demikian halnya dengan peningkatan aktivitas komersial ditandai dengan permintaan yang berasal dari ekspansi perusahaan asuransi, telekomunikasi serta pertambangan yang membutuhkan ruang usaha lebih besar, dan tertarik melebarkan sayap bisnis ke kota ini.
Selain Surabaya, Lamudi juga menyebut Boracay di Filipina. Pulau kini menjadi hotspot investasi residensial yang sedang berkembang.
Dengan sebuah bandara baru yang akan dibuka tahun 2016 dan peluncuran pembangunan properti yang besar di pulau ini, Boracay menjadi lebih terkenal di antara pembeli residensial dan properti komersial.
Meski pasar properti Boracay masih jauh dari puncaknya, namun dengan pembangunan yang terus-menerus dilakukan di pulau ini menjanjikan keuntungan investasi besar.
Seiring percepatan pembangunan, nilai properti diharapkan bisa bertambah tinggi pada tahun yang akan datang.
Berikutnya adalah Yangon, Myanmar. Setelah membuka dirinya terhadap dunia luar, harga properti di negara ini melonjak tajam.
Perubahan sedang terjadi di pasar perbatasan ini, apalagi dengan adanya UU Kondominium baru yang disahkan bulan Januari dan memungkinkan kepemilikan asing bangunan bertingkat tinggi.
Selain itu, setelah pemilu baru-baru ini dimenangkan oleh Liga Demokrasi Nasional, harapan tinggi bahwa pemerintahan demokrasi yang baru akan mengambil tindakan lebih lanjut untuk merangsang pertumbuhan properti.