Perumahan
Perumahan baik tapak maupun vertikal masih akan menjadi bisnis dan instrumen investasi primadona. Pasalnya, 86 persen dari kekayaan rumah tangga merupakan aset riil, termasuk perumahan.
Survei pelanggan Lamudi pada 2015 menunjukkan mayoritas responden produktif berpenghasilan Rp 2,6 juta hingga Rp 13 juta per bulan giat mencari rumah baru.
Segmen ini meliputi pembeli rumah pertama. Mereka tidak hanya menjadi pendorong meningkatnya demand rumah, melainkan juga permintaan kredit pemilikan rumah (KPR), dan kredit pemilikan apartemen (KPA).
Di Jakarta, misalnya, kelas menengahnya mencari hunian dekat dengan pusat kota untuk mengurangi pengeluaran transportasi. Karena itu, apartemen menjadi lebih populer di mata mereka, seiring harga rumah yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Laporan terbaru Colliers Internasional Indonesia memperlihatkan, apartemen seharga rerata Rp 27,7 juta per meter persegi atau setara Rp 4 miliar untuk ukuran 150 meter persegi, paling diincar konsumen.
Sementara untuk rumah tapak, data Lamudi menunjukkan, harga rerata Rp 6,5 miliar berdimensi 400 meter persegi, menjadi obyek favorit konsumen.
Untuk menyeimbangkan permintaan hunian di dalam kota dan menawarkan solusi bagi mereka yang ingin menghindari perjalanan panjang untuk bekerja, banyak pengembang memperluas kawasan pertumbuhan baru di pinggiran.
Sebut saja, BSD City, Sentul City, Summarecon Bekasi, Orange County, Kota Wisata, Lippo Village, dan Alam Sutera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.