"Kejatuhannya sangat terasa. Banyak perusahaan tambang, minyak dan gas sebagai salah satu penyewa ruang terbesar, melakukan perampingan dan efisiensi. Mereka mengikuti perkembangan bisnis yang ada," imbuh Hendra.
Sementara di koridor TB Simatupang, kekosongan mencapai 12 persen atau 180.000 meter persegi dari total pasokan seluas 1,5 juta meter persegi.
Meluasnya tingkat kekosongan ini diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2016. Tingkat kekosongan bisa mencapai 15 persen hingga 16 persen dari total pasokan perkantoran 9 juta meter persegi baik di CBD Jakarta, non-CBD Jakarta, maupun koridor TB Simatupang.
"Ruang kosong hampir 1,5 juta meter persegi. Ini dimungkinkan karena ada tambahan suplai baru seluas 1 juta hingga 1,5 juta meter persegi sampai akhir tahun," cetus Hendra.