KOMPAS.com - Sepanjang 2015 lalu, Asia berhasil secara drastis melampaui pencapaian benua lainnya dalam hal penyelesaian pembangunan gedung-gedung pencakar langit.
Asia menguasai 81 gedung atau 76 persen dari total 106 gedung yang selesai dibangun tahun lalu.
Prestasi tersebut didukung pembangunan di China. Selama 8 tahun terakhir, negeri ini menjadi tempat yang paling banyak memiliki gedung setinggi 200 meter atau lebih, yakni 62 gedung.
Jumlah itu merepresentasikan 58 persen dari total penyelesaian gedung selama 2015, tetapi hanya bertambah 2 persen dari rekor 61 gedung pada 2014.
Dari 29 kota di China yang mendapat tambahan pembangunan gedung jangkung setinggi 200 meter atau lebih terdapat tiga kota yang mendominasi. Ketiganya adalah Nanjing, Nanning, dan Shenzhen yang masing-masing memiliki lima gedung.
Gedung tertinggi dan yang paling signifikan penyelesaiannya tahun lalu adalah Shanghai Tower setinggi 632 meter.
Shanghai Tower kini menyandang beberapa gelar, di antaranya adalah gedung tertinggi di China, gedung tertinggi nomor dua di dunia, dan gedung ketiga yang mendapatkan kategori megatall atau gedung berketinggian lebih dari 600 meter.
Indonesia
Negara Asia lainnya yang ikut berkontribusi adalah Indonesia yang berhasil menyelesaikan 9 gedung, mengalahkan rekornya sendiri pada 2008 dengan total empat gedung.
Tujuh dari 9 gedung itu dibangun di Jakarta dan menjadikannya sebagai kota dengan pembangunan gedung jangkung terbanyak selama 2015. (Baca: Nomor Dua di Dunia, Indonesia Sukses Bangun 9 Pencakar Langit)
Gedung tertinggi yang dibangun adalah Sahid Sudirman Center setinggi 258 meter. (Baca: Jakarta Semakin Menjulang)
Dua dari tiga menara itu merupakan kompleks menara kembar di Incheon yang masing-masing memiliki tinggi 248 meter.
Negara berikutnya adalah Korea Utara yang secara luar biasa menyelesaikan pembangunan Mirae Scientist Street Residensial Tower setinggi 210 meter hanya dalam waktu satu tahun setelah mulai membangun pada 2014.
Berikut infografis pembangunan pencakar langit di Jakarta: