KOMPAS.com - China resmi memiliki gedung tertinggi nomor dua di dunia setelah Shanghai Tower selesai dibangun pada akhir 2015 kemarin.
The Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) memasukkan Shanghai Tower sebagai gedung berkategori megatall karena tingginya yang melebihi 600 meter, yakni 632 meter.
Pentahbisan ini membuat Willis Tower di Chicago yang menjulang 442 meter dan sempat menjadi bangunan paling jangkung, keluar dari daftar 10 besar pencakar langit dunia untuk pertama kalinya sejak rampung konstruksinya pada 1974.
Willis Tower yang memiliki nama asli Sears Tower berada dalam daftar gedung tertinggi di dunia selama 41 tahun. Selama itu pula, posisinya terus diusik oleh pembangunan bermacam gedung pencakar langit lainnya di Asia dan Timur Tengah.
Mengingat pesatnya perkembangan pusat-pusat kota di wilayah Asia dan Timur Tengah serta ketinggian baru yang mulai direalisasikan lewat pembangunan gedung-gedung kontemporer membuat CTBUH memprediksi Willis Tower juga akan keluar dari daftar 20 besar gedung tertinggi di dunia dalam kurun waktu kurang dari lima tahun.
Sebagai gedung ketiga dari trio pencakar langit di pusat Shanghai Lujiazui Finance dan Trade Zone, Shanghai Tower memiliki standar sebagai purwarupa baru untuk pencakar langit.
Shanghai Tower yang berlokasi di dekat Jin Mao Tower dan Shanghai World Financial Center merupakan menara dengan fasad melengkung berbentuk spiral sebagai lambang dinamisme modern China.
Bentuk memutarnya membuat tampilan Shanghai Tower sangat unik dan lorong angin di dalamnya telah teruji mampu menghemat beban angin hingga 24 persen bila dibandingkan dengan bangunan persegi panjang lainnya dari ketinggian yang sama.
Sementara Jakarta, masih berkutat membangun gedung-gedung berkategori supertall dan ketinggian di bawahnya. (Baca: Jakarta Semakin Menjulang)
Berikut grafis supertall dan pencakar langit setinggi di atas 200 meter yang sedang dibangun di Jakarta: