KOMPAS.com - Peningkatan penjualan rumah sekunder tak hanya terjadi di Hongkong, melainkan juga di Beijing dan Shanghai, China. (Baca: Pasar Rumah Sekunder di Hongkong Meningkat)
Peningkatan transaksi pasar rumah sekunder di wilayah itu terjadi bulan lalu yang dipicu kuatnya dukungan pemerintah lokal terhadap industri properti dan rangkaian kebijakan pendukung.
"Sentimen pembeli rumah mulai meningkat berkat sejumlah kebijakan pendukung seperti lima kali pemotongan suku bunga dan kredit rumah kedua yang diberlakukan sama dengan rumah pertama selama pembeli telah melunasi pinjaman pertama," jelas konsultan Century 21 China Real Estate kepada South China Morning Post (SCMP), Selasa (19/1/2016).
Harga rerata yang diminta untuk rumah di Shanghai melonjak 2,2 persen pada Desember dan menjadikannya sebagai kenaikan terbesar dalam dua tahun terakhir.
Sementara di Beijing, peningkatan harga rumah sebesar 0,7 persen, lebih tinggi 0,01 persen dari bulan November.
Peningkatan tersebut menunjukkan geliat properti di Shanghai dan Beijing selama beberapa bulan terakhir di tengah kondisi perlambatan pasar akibat kelebihan pasokan.
Indeks melejit
Indeks harga rumah sekunder berdasarkan data Century 21 menempatkan Beijing di angka 167, naik dua posisi dari bulan November.
Sementara di Shanghai, indeks harga rumah sekunder juga naik dari posisi 154 ke posisi 157.
Transaksi rumah sekunder di Beijing melonjak 29,5 persen pada November ke angka 25.202 unit, sementara transaksi di Shanghai tumbuh 11,6 persen ke angka 44.546 unit.
Oleh karena itu, banyak pihak berharap pemerintah akan kembali memotong suku bunga untuk mempertahankan pemulihan pasar perumahan supaya mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Pasar akan lebih stabil pada tahun ini setelah penuhnya realisasi permintaan tahun lalu. Bersamaan dengan itu, momentum pasar cenderung lebih tenang. Kami juga berharap pertumbuhan harga dan transaksi di Beijing dan Shanghai bisa lebih rasional dan stabil tahun ini," jelas konsultan Century 21.
Secara tahunan, harga di pasar sekunder naik 5,1 persen menjadi 43.647 yuan per meter persegi atau Rp 92,7 juta di Beijing dan melonjak 10,8 persen menjadi 37.956 yuan per meter persegi atau Rp 80,6 juta di Shanghai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.