Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Berkelok Realisasi Program Sejuta Rumah (II)

Kompas.com - 16/12/2015, 16:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Nasional Pembangunan Satu Juta Rumah terbagi menjadi dua. Sebanyak 603.516 unit untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan sisanya dialokasikan kepada non-MBR.

Sejak dimulainya program ini, banyak pihak yang meragukan atau pesimistis akan berhasil. Meski demikian, program jalan terus.

Ini merupakan bagian kedua dari tiga tulisan. Sebelumnya, baca: Jalan Berkelok Realisasi Program Sejuta Rumah (I)

Berikut perjalanan penuh tantangan untuk merealisasikan program pembangunan sejuta rumah tersebut:


Agustus

Ada sejumlah kendala yang membuat Program Nasional Pembangunan Sejuta Rumah tidak tercapai.

Pengamat properti Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, kendala tersebut antara lain terbatasnya ketersediaan lahan.

"Dari sisi pasokan, tidak lepas dari masalah tanah. Ini hanya bisa disiasati dengan bank tanah milik pemerintah," ujar Ali kepada Kompas.com, Minggu (16/8/2015).

www.shutterstock.com Ilustrasi
Pasalnya, harga rumah dilepas ke pasar. Sementara seharusnya, dalam menentukan harga, patokannya harus mengacu kepada Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Dengan adanya bank tanah, pemerintah bisa menjamin rumah rakyat. Hal tersebut hanya dapat dilakukan pemerintah daerah (pemda) agar harga bisa dipatok.

Pemda yang memiliki kewenangan untuk memaksa harga tanah tidak naik signifikan.

Sementara itu, pada Agustus, dari total target sejuta rumah, tercatat 472.495 unit yang terbangun dan siap bangun.

September

Hingga September sudah terbangun rumah rakyat dengan jumlah sekitar 50 persen.

Menurut Direktur Jenderal Penyediaan perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Syarif Burhanuddin data terakhir menunjukkan rumah yang terbangun mencapai 486.467 unit atau mendekati 500.000.

www.shutterstock.com Ilustrasi.
Sebanyak 350.821 unit adalah rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 135.646 unit adalah rumah non-MBR.

Syarif menjelaskan, pemerintah terus mengejar hingga akhir tahun agar Program Nasional Pembangunan Sejuta Rumah bisa terlaksana sepenuhnya.

"Strateginya adalah sosialisasi dan mengadakan pameran rumah murah. Jangan pamerah rumah mewah, karena ekonomi lagi lesu," ujar Syarif kepada Kompas.com di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2015).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com