Dia menjelaskan, penundaan ini terjadi karena beberapa proyek harus mundur peluncurannya sampai tahun depan. Namun, kebanyakan, proyek-proyek ini berada dalam tahap finishing atau sudah terbangun.
Salah satu alasan pengembang memundurkan waktu pembukaan adalah karena pra komitmen yang rendah. Tak hanya itu, beberapa rencana proyek yang diluncurkan tahun 2016, akan mundur satu sampai dua tahun berikutnya.
Meski tidak menyebutkan berapa jumlah proyek yang tertunda, Kennard mengatakan pengembang besar yang sudah memiliki target terpaksa memundurkan jadwalnya. Sementara pengembang menengah fokus pada permodalan dan pasar.
Di Jakarta, menurut Kennard, baik central business district (CBD) maupun non-CBD sudah cukup padat, sehingga pengembang akan berpikir ulang membangun proyek baru di saat ekonomi melemah.
Para pengembang ini kebanyakan melakukan kalkulasi ulang potensi serapan yang mungkin dapat diciptakan. Tahun ini, banyak perusahaan yang memang mengurangi luas ruang kantornya atau pindah ke bangunan yang lebih kecil.
Namun demikian, jarang sekali pengembang yang membatalkan proyeknya yang sudah berjalan tahun ini. Pasalnya, membangun perkantoran membutuhkan waktu 2-3 tahun.
"Ketika sudah tanda tangan kontrak, besi, kaca, semen, sudah ditentukan (harga dan besarannya) saat ground breaking. Market menengah akan tetap berjalan. Kalau yang sedang merencanakan dan melihat, akan mengalami kesulitan sehingga ground breaking-nya yang ditunda," jelas Kennard.