Tanpa menyebut jumlah total karyawan, CEO Citi Indonesia Batara Sianturi, menjelaskan relokasi kantor ke South Quarter di koridor Simatupang ini sejalan dengan konsep Citi Works yang menekankan pada pendekatan desain kantor inovatif serta berfokus pada kepentingan karyawan. Kantor baru ini menawarkan ruang kerja yang efektif dan modern dengan dukungan teknologi canggih.
"Kami berharap dengan menempati kantor baru ini, efisiensi dan kinerja kami akan semakin meningkat sehingga dapat memberikan layanan yang memuaskan bagi klien dan nasabah kami," kata Batara, usai menandatangani kesepakatan sewa dengan PT Intiland Development Tbk, Rabu (21/10/2015).
Perkantoran terpadu South Quarter merupakan pengembangan seluas 7,2 hektar milik PT Intiland Development Tbk. Lokasinya yang dilewati akses jalan tol ke bandara internasional Soekarno-Hatta, dan jalur Mass Rapid Transit (MRT), menjadi pertimbangan lain Citibank untuk menyewanya.
Intiland telah merampungkan pengembangan tahap pertama seluas 4,4 hektar. Tiga menara perkantoran setinggi 20 lantai dengan luas bangunan mencapai lebih dari 123.000 meter persegi telah selesai dibangun dan memasuki tahap persiapan operasional.
South Quarter dilengkapi fasilitas ritel pendukung dengan bangunan berbentuk kubah atau "dome" seluas 12.500 meter persegi. Fasilitas ini untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman serta tempat interaksi bisnis.
Direktur PT Intiland Development Tbk, Utama Gondokusumo mengatakan masuknya Citibank ke South Quarter merepresentasikan bahwa pasar perkantoran di koridor Simatupang masih menjanjikan di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat.
"Terbukti Tower B sudah tersewa seratus persen, sementara Tower A terjual 100 persen. Sedangkan Tower C yang juga disewakan, diminati berbagai perusahaan multinasional," ungkap Utama.
Dari operasionalisasi Tower B dan C, perseroan memproyeksikan pendapatan berkelanjutan senilai Rp 150 miliar-Rp 200 miliar. Adapun gross development value (GDV) South Quarter keseluruhan sekitar Rp 4 triliun.
CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono menambahkan, harga sewa Tower B saat ini menembus angka 24 dollar AS per meter persegi per bulan atau dipatok Rp 290.000 per meter persegi per bulan di luar biaya servis Rp 55.000 per meter persegi per bulan. Biaya servis ini tidak termasuk listrik.
"Untuk harga jual office strata Tower A, harga perdana Rp 22 juta per meter persegi. Di pasar sekunder diperdagangkan sekitar Rp 27 juta per meter persegi hingga Rp 40 juta per meter persegi," tandas Hendra.