JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menghadapi dan menciptakan peluang terbentuknya kota-kota di dunia, UN Habitat menyelenggarakan konferensi Habitat III. Berangkat dari Asia Pasifik, ada hal-hal mendasar yang mendukung terjadinya urbanisasi sehingga bisa menciptakan hasil positif.
Sekretaris UN Habitat Shamshad Akhtar memaparkan, Asia Pasifik sangat berkontribusi dan menimbulkan implikasi pada perubahan lingkungan dunia.
"Penduduk pusat kota 60 persen dari populasi dunia merupakan bagian demografi dunia. Negara di kawasan ini (Asia Pasifik) menyokong 35 persen ekonomi dunia, 40 perdagangan dunia, dan 70 persen masyarakat menengah," ujar Akhtar saat sambutan acara Asia Pacific Regional Meeting di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, (21/10/2015).
Asia Pasifik, kata Akhtar, merupakan pusat kota dunia dengan adanya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan logistik. Hal ini, mendorong ekonomi dunia. Kawasan Asia Pasifik mengambil peran penting dalam proses urbanisasi karena menciptakan pertumbuhan perkotaan.
Selain itu, Akhtar menyampaikan, Asia Pasifik juga memiliki tiga kota terbesar dari daftar 10 kota besar di dunia. Dengan jumlah tersebut, skala urbanisasi di Asia Pasifik melampaui beberapa megapolitan di luar kawasan tersebut. Dia memprediksi, ada 300 kota di Asia Pasifik yang akan memiliki satu juta penduduk pada 2025 mendatang.
Saat ini, pola pertumbuhan dengan eksploitasi yang tidak mempertimbangkan ketersediaan sumber daya alam, sudah mulai mengkhawatirkan. Mengingat, banyak kota-kota yang mulai mengalami polusi udara dan kemacetan.
Kota-kota di Asia Pasifik berada di garda terdepan dalam perubahan iklim meningkatnya air laut. Padahal, lebih dari setengah populasi perkotaan berada di pinggir laut. Kota-kota di Asia Pasifik juga menghadapi tantangan bencana alam. Namun, hal ini bisa diatasi dengan berbagai strategi.
Akhtar mencontohkan Korea dan Jepang yang terdepan karena berhasil mempersiapkan dan menghadapi bencana. Keberhasilan ini, sangat bergantung pada keinginan politik masing-masing pemerintah. Sementara persoalan lainnya, misalnya konflik, Akhtar mengacu pada Afghanistan yang memiliki perspektif metodologi revolusi data yang rentan terhadap konflik.
Kelas menengah diprediksi akan melonjak hingga 2,5 miliar orang pada 2020. Dengan banyaknya masyarakat kelas menengah di Asia Pasifik, maka akan berdampak signifikan pada dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.