Hal lain yang harus diwaspadai adalah rayuan marketing pengembang saat menawarkan properti tersebut. Jangan mudah terbujuk penawaran yang dilakukannya.
Bila benar tertarik dengan tawaran yang disodorkan, tahan keputusan hingga setelah beberapa kali pertemuan, untuk memastikan konsistensi dan kebenaran penawaran itu. (Baca: Hindari "Sunset Area" untuk Investasi Apartemen, Pilih "Sunrise Area"!)
Marketing properti pintar bermain kata. Contoh mudahnya, penyebutan "apartemen" dan "rusun". Keduanya sama-sama hunian vertikal hanya segmentasinya berbeda.
Penyebutan "apartemen" tidak akan ada artinya jika gedung Anda terlalu padat dan hanya punya satu elevator untuk melayani ribuan penghuni gedung tersebut.
4. Pertambahan nilai
Desain besar dan rencana pembangunan juga harus menjadi hal yang diperhatikan sebelum berinvestasi ke properti. Dari data ini, bisa dibuat prediksi untuk lima atau sepuluh tahun mendatang terkait prospek properti yang dibeli.
Biasanya, akses, infrastruktur, dan fasilitas sudah tertera dalam rencana pembangunan. Anda juga bisa memprediksinya dengan melihat pertumbuhan dan potensi bisnis di kawasan properti itu berlokasi.
Pertambahan nilai properti tersebut di masa depan tetap menjadi faktor yang layak dipertimbangkan ketika hendak berinvestasi properti. Proyeksi bisa disusun berdasarkan sarana dan prasarana, fasilitas, dan akses ke wilayah strategis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.