Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Ritel Mancanegara Terus Mengincar Indonesia

Kompas.com - 09/10/2015, 18:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Investor asing yang bergerak di sektor ritel masih menjadikan Indonesia sebagai wilayah bidikan. Terkait besarnya jumlah populasi, khususnya di kawasan Jakarta-Depok-Bogor-Tangerang-Bekasi (Jadebotabek) yang dikenal sebagai area metropolitan kedua terpadat di dunia. 

Betapa tidak, Jadebotabek dihuni oleh setidaknya 30 juta orang. Hal ini yang memicu para peritel asing untuk memperluas pasar, dan juga masuk Indonesia bagi investor baru. Setelah Lotte Shopping Avenue di Ciputra World Jakarta, terbaru adalah Aeon asal Jepang yang melakukan penetrasi di Indonesia sejak 2013 silam. Sukses dengan Aeon BSD City, Serpong, Banten, mereka mulai membangun Aeon Jakarta Garden City di Cakung, Jakarta Timur.

Bersama dengan Jakarta Barat, wilayah Jakarta Timur diharapkan dapat menjadi kontributor terbesar penambahan ruang pusat belanja sampai 2018 mendatang. Aeon Mall Jakarta Garden City sendiri diproyeksikan sebagai pusat belanja terbesar yang sedang dibangun di Jakarta dengan luas bangunan 90.000 meter persegi.

Apa yang menjadikan investor asing ini demikian ngebet membangun pusat belanja di Jakarta?

AEON Mall Jepang benamkan investasi 80 miliar yen membangun 20 pusat belanja AEON Mall di Indonesia.
Tak lain dan tak bukan adalah percepatan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan tol, mass rapid transit (MRT), dan light rail transit (LRT) yang menjadi faktor pemicu sektor properti, termasuk sub-sektor pusat belanja, untuk terus tumbuh meski kondisi ekonomi sedang lesu.

Bahkan, menurut riset Colliers International Indonesia, jalur MRT yang kini sedang dalam proses konstruksi akan melayani area-area bisnis utama sejak dari Selatan Jakarta hingga pusat kota. Demikian halnya dengan proyek LRT yang akan melayani kawasan penyangga Jakarta dan menjadi andalan para komuter karena terintegrasi dengan MRT.

Pembangunan infrastruktur tersebut secara langsung memudahkan akses warga untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari, termasuk berbelanja, bersosialisasi, atau pun mengadakan pertemuan di mal. 

"Yang diuntungkan tentu saja pengembang. Karena pembangungan infrastruktur akan berdampak pada melonjaknya harga lahan," tulis Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto dalam laporan Jakarta Property Market Report.

dok.timeinternational Cartier Plaza Indonesia
Hingga kuartal III-2015, terdapat 4,45 juta meter persegi pusat belanja di Jakarta setelah mendapat tambahan pasokan dari One Belpark seluas 23.650 meter persegi. Sementara total pasokan kumulatif pusat belanja di Bodetabek mencapai 2,34 juta meter persegi atau tumbuh 3,3 persen secara tahunan.
Peritel populer

Selain dua nama Asia tersebut di atas, terdapat peritel-peritel popular lainnya yang melakukan espansi bisnis. Dalam catatan Colliers, beberapa peritel asing terus melanjutkan kehadirannya untuk membuka gerai mereka di pusat-pusat belanja baru.

Desain gerai besar terbaru Michael Korse di Ginza, Tokyo, Jepang.
Sebut saja Uniqlo, ritel fashion asal Negeri Sakura. Mereka akan membuka gerainya pertengahan Oktober ini dan akan mengokupasi area seluas 2.000 meter persegi di Pondok Indah Mall 2. 

Sedangkan pusat-pusat belanja mewah di pusat kota Jakarta, akan dipenuhi merek-merek mentereng macam Phillip Lim, Mulberry, A Testoni, Stella McCartney, Weekend Maxmara, Keds, Carl Zeis, The Shoe Dept, Living Soul, dan Lichael Kors. 

"Nama-nama tersebut sangat dikenal generasi muda kaya Indonesia yang demikian antusias menyambutnya. Inilah alasan lain mengapa kemudian peritel asing tersebut melakukan ekspansi bisnis," pungkas Ferry.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau